Selasa, 26 Mei 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus Jalsatul Istnain Majelis Rasulullah Saw Jawa Timur, Masjid Al Mukarram Mulyorejo - Surabaya 13 April 2015(mukhtarul hadits yang ke - 14)

بسمِ اللهِ الَّرحْمَنِ الَّرحِيْمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَ التَّعْلِيْم، وَالتَّذَكُّرَ وَالتَّذْكِيْر، وَالنَّفْعَ وَاْلإنْتِفاَع، وَاْلإفَادَةْ وَاْلإسْتِفَادَة،
وَالْحَثَّ عَلىَ التَّمَسُّكِ بِكِتَا بِ الله وَ سُنَّةِ رَسُوْ لِهِ، وَالدُّ عَا ءِ اِلَى الهُدَ ى، وَالدَّ لآ لَةَ عَلَى الخَيْر،
إبْتِغَا ءَ وَجْهِ الله، وَ مَرْ ضَا تِهِ وَ قُرْ بِهِ وَ ثَوَ ا بِهِ مِيْنَا الله تَعَا لَى
“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati Rosuulihi wa ad-du’ai ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’an waj-hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi minallahi ta’ala”.
قل ر سو ل ا لله صلى الله عليه وآله و صحبه و سلم
جد دوا إيما نكم أكثروا من قو ل: لا إله الا الله. (حد يث صحيح رواه أحمد)
“Qola Rasulallah shallallahu 'alaihi waalihi washahbihi wasallam, Jaddidu imaanakum akthiru min qauli: Lailaha ilallah (Hadisun Sahih Rawahu Ahmad)
[“Perbaharuilah iman kamu dengan memperbanyak menyebut kalimat: Laaailaha illallah”]
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang sama-sama kita muliakan para Habaib, para alim ulama, tokoh masyarakat, takmir daripada masjid Al Mukarram K.H Muhammad Fuad serta jamaah majelis pecinta-pecinta nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Puji syukur kehadirat Allah yang telah mengumpulkan kita dengan anugerah rahmat, dengan anugerah islam dan iman sehingga kita dikumpulkan oleh Allah swt, sehingga kita dipertemukan kembali oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan disaat itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala membentangkan daripada kasih sayang-Nya terhadap kita yang mana disaat ini kita berkumpul karena Allah, berdzikir karena Allah, bershalawat karena Allah, berteman karena Allah, bersilaturahmi karena Allah, duduk di majelis karena Allah, berjabat tangan dengan teman kita karena Allah, semuanya yang kita lakukan di malam hari ini semuanya karena Allah. Jikalau kita sudah semuanya karena Allah tidak terdapat didalam diri kita rasa yang tidak enak biarpun dicuekin, biarpun tidak disapa dengan temannya pun kita berusaha menyapa jikalau kita karena Allah maka semuanya akan terasa nikmat dan lezat karena semuanya karena Allah.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala didalam pembahasan daripada hadist yang ke 14 ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa alihi wasahbihi wasallam mengajak kita didalam sabdanya جد دوا (perbaharuilah), apa yang harus diperbaharui? Apa yang harus diperindah dan diperbaharui lagi? Kata nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam إيما نكم (iman kalian). Karena imannya manusia itu naik dan turun, naik dengan ketaatan dan turun dengan kemaksiatan makanya perlulah kita menghadiri daripada majelis-majelis seperti ini atau majelis-majelis yang lain yang mana mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga iman kita selalu naik dan naik. Makanya imannya manusia naik dan turun, kalau imannya para nabi selalu naik, imannya malaikat tidak naik tidak turun tetap pada tempatnya. Makanya manusia dan para nabi dan para rasul itu imannya lebih mulia daripada imannya malaikat karena cobaannya yang sedemikian besar, ada hawa nafsu, ada maksiat, ada permusuhan, ada lain-lain sehingga kita mungkin oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala diuji sehingga ujian tersebut bisa menaikkan derajat iman kita kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan apa kita memperbaharui iman kita? Kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa alihi wasahbihi wasallam أكثروا (perbanyaklah kalian) daripada apa? من قو ل (daripada kata-kata) لا إله الا الله (Laailaha ilallah). Jadi kita perbanyak kalimat لا إله الا الله. Makanya diceritakan didalam kitab shiratunnabawi bahwasanya sayyidina Abu Bakar itu tidak pernah lepas dengan kalimat لا إله الا الله biarpun tidak ada apa-apa sedikit-sedikit لا إله الا الله nggak pernah terucap sesuatu apapun kecuali mengucapkan kalimat لا إله الا الله merasakan apa? Merasakan lezatnya iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih daripada menikmati lezatnya makanan dan minuman.
Diceritakan ada salah satu imam di kota Hadramaut sana di kota Tarim namanya Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsy yang mana kuburan beliau itu tepat ada di bawahnya Sayyidina Muhajir ra Muhammad bin Isa yang aslinya dari kota Irak hijrah ke kota Yaman sampai ke kota Hadramaut. Beliau itu paling banyak doyan makan yang namanya makan korma didalam riwayat bahwasanya beliau itu kalau sudah makan korma sampai tenggelam lehernya. Sampai-sampai muridnya beliau terlintas dalam hatinya bahwasanya ini guru ini habib kok banyak makannya nggak pernah lihat dzikir dan lain-lain yang paling banyak makan dan makan buah korma. Setelah itu murid ini dipanggil :
“ini hitung semuanya korma yang sudah saya makan ini”
“ya habib korma yang sudah anda makan ini bijinya sudah 10.000”
“ya sudah ambilkan tasbih saya”
Diambilkan tasbihnya membaca kalimat لا إله الا الله sebanyak 10.000 kali, dengan korma yang beliau makan 10.000 dzikirnya juga membaca kalimat لا إله الا الله sebanyak 10.000 kali.
Bayangkan hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kita bagaimana? Apa yang banyak kita ucapkan dari setelah subuh sampai ketemu subuh kembali apa yang banyak kita ucapkan daripada kalimat-kalimat selain لا إله الا الله naudzubillahi mindzalik. Yang kita ucapkan keluhan, yang kita ucapkan catatan yang tidak baik, yang kita keluhkan hal-hal kita menulis status di facebook yang tidak baik dan lain-lain. Keluhkanlah kepada sang Maha menerima keluhan manusia yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang tidak bosan mendengar keluhan daripada manusia yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jikalau manusia kita mengeluh sedikit mungkin ada rasa bosan tetapi jikalau Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah bosan dengan hamba-Nya keluhan apapun selalu diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika meninggal itu Al Imam Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsy begitu antusiasnya membaca kalimat لا إله الا الله hingga meninggal dalam keadaan membaca kalimat لا إله الا الله sampai ketika dibasuh dan dimandikan daripada jenazahnya di punggunganya tertulis kalimat لاإله الالله محمد رسول الله.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala begitu pentingnya dengan kita memperbaharui daripada iman kita dengan memperbanyak kalimat لا إله الا الله. Dikit-dikit dapat musibah لا إله الا الله, dikit-dikit dapat nikmat لا إله الا الله karena kenapa? Tidak ada yang memberikan nikmat, tidak ada yang memberikan musibah semuanya hanyalah siapa? Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang memberikan kita hidung, yang memberikan kita mata, yang memberikan kita tangan, yang memberikan kita kaki, yang memberikan kita mulut dan lain-lain semuanya Allah Subhanahu wa Ta’ala “Tidak ada yang berhak disembuh kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala”.

Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita indahkan dzikir kita, kita basahi bibir kita bukan dengan basahi dengan makanan dan minuman saja, marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita basahkan daripada bibir kita, kita basahkan daripada lidah kita dengan kita mengucapkan kalimat الله kita niatkan mudah-mudahan iman kita selalu ditambah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dijauhkan kita dari segala kemaksiatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Faqulu jami’an ya Allah..ya Allah..ya Allah..ya Allah..ya Allah...

Selasa, 19 Mei 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus Jalsatul Istnain Majelis Rasulullah Saw Jawa Timur, Masjid Al Mukarram Mulyorejo - Surabaya 06 April 2015 (mukhtarul hadits yang ke -13)


بسْمِ اللهِ الَّرحْمَنِ الَّرحِيْمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَ التَّعْلِيْم، وَالتَّذَكُّرَ وَالتَّذْكِيْر، وَالنَّفْعَ وَاْلإنْتِفاَع، وَاْلإفَادَةْ وَاْلإسْتِفَادَة،

وَالْحَثَّ عَلىَ التَّمَسُّكِ بِكِتَا بِ الله وَ سُنَّةِ رَسُوْ لِهِ، وَالدُّ عَا ءِ اِلَى الهُدَ ى، وَالدَّ لآ لَةَ عَلَى الخَيْر،
إبْتِغَا ءَ وَجْهِ الله، وَ مَرْ ضَا تِهِ وَ قُرْ بِهِ وَ ثَوَ ا بِهِ مِيْنَا الله تَعَا لَى
“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati Rosuulihi wa ad-du’ai ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’an waj-hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi minallahi ta’ala”.
قل ر سو ل ا لله صلى الله عليه وآله و صحبه و سلم
جاهد وا المشر كين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم . (حد يث صحيح رواه أحمد)
“Qola Rasulallah shallallahu 'alaihi waalihi washahbihi wasallam, Jahidul musyrikina bi-amwalikum wa-anfusikum wa-alsinatikum (Hadisun Sahih Rawahu Ahmad)
[“Perangilah orang-orang musyrik itu (orang-orang non Islam) itu dengan hartamu dan juga dengan jiwa ragamu dan juga dengan lisanmu”]
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang alhamdulillah di malam ini kita dikumpulkan oleh Allah dengan para habaib dengan para alim ulama, dengan Habib Hamid, dengan Habib Hasan dan Habaib-Habaib lainnya, dengan para ulama, tokoh masyarakat hingga alhamdulillah satu sama yang lain saling bermuwajahah, saling bertatap muka, saling mempunyai sifat rasa cinta dan rasa kasih sayang dan itu tauladan dari sang nabi Muhammad, dan itu adalah pelajaran yang begitu mulia dari sayyidina Muhammad. Mudah-mudahan kita di akherat kita dikumpulkan dengan sayyidina Muhammad, mudah-mudahan kita di akherat di surga-Nya Allah dikumpulkan dengan sayyidina Muhammad, dengan Sahabat-Sahabat sayyidina Muhammad, dengan orang-orang Shaleh yang mencintai sayyidina Muhammad, dengan Guru-Guru kita yang mencintai sayyidina Muhammad, amiin ya Rabbal’alamiin.
Meneruskan daripada pembahasan kitab Mukhtarul Hadist yang dikarang oleh beliau guru kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz yang mengumpulkan hadist-hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampailah kita kepada hadist yang ke 13 yang mana di dalam hadist tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata dan bersabda :
جاهد وا المشر كين”(Perangilah orang-orang musyrikin itu).
Tetapi orang-orang musyrik yang bagaimana, disini jangan kita asal mengartikan jihad dengan orang musyrik itu haruslah dengan perang atau bahkan dengan kekerasan. Dulu adanya perang karena sudah mendapat izin dari Allah, mendapat mandat dari Allah Rasulullah.
Bahkan didalam cerita sayyidina Hamzah ra yang mana beliau adalah pamannya nabi Muhammad, yang mana Rasulullah ketika meninggalnya sayyidina Hamzah sangat sedih bahkan ketika shalat jenazah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena begitu sedihnya takbirnya sampai 70 kali takbir, padahal tidak perlu dishalatkan karena mati syahid, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di waktu itu melihat sayyidina Hamzah keadaannya yang sangat mengerikan dan sangat mengenaskan dibunuh bahkan dirobek jantungnya dan dikeluarkan jantungnya. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menshalatinya itu sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seraya meneteskan air mata dan mentakbirkan daripada takbirnya sampai 70 kali takbir didalam shalat jenazah tidak terasa.
Bahkan sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
“Ya Rasulullah shalat apa ini sampai 70 takbir?”
Yang kita tahu bahwasanya shalat jenazah ada berapa takbir? ada 4 takbir. Takbir pertama dengan membaca Al Fatihah, kemudian takbir ke dua membaca shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, takbir ke tiga dengan membaca doa (Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihii wa'fu'anhu), kemudian takbir yang ke empat anda mau tambahi doa atau kemudian lantas salam terserah anda. Jikalau anda mau tambahi doa (Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba'dahu waghfirlana wa lahu) itu yang diajarkan oleh syariat ya Rasulullah kenapa engkau takbir 70 kali ya Rasulullah?”
Kemudian nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata :
“Ketika melaksanakan takbir tersebut sesungguhnya saya tidak terasa karena saya melihat keadaan Paman saya yang mengenaskan di waktu tersebut ketika dibunuh kemudian dirobek jantungnya bahkan jantungnya hendak dikeluarkan oleh hindun dan pesuruhnya daripada wahsyi”.
Maka kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk memerangi orang-orang kafir dengan apa? Dengan kelembutan bukan dengan kekerasan. Kalau orang-orang di zaman sekarang yang mengatasnamakan Islam hendak memerangi orang-orang kafir dengan peperangan itu salah.
Bahkan didalam kafir itu ada bagian-bagiannya, ada kafir namanya kafir HARBI.
Apa kafir HARBI itu? Kafir HARBI itu kafir orang non Islam yang masuk negara Islam yang memerangi kita datang ke negara Indonesia kemudian membantai orang-orang Islam kita wajib jihad. Tapi kalau seandainya orang-orang kafir non muslimin yang tinggal di Indonesia ini mereka bukan orang-orang kafir HARBI, justru mereka itu wajib kita lindungi dan kita wajib berikan kepada mereka pelajaran-pelajaran yang indah tentang sayyidina Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jangan kita mengatasnamakan Islam kemudian kita mengaku kita adalah ajaran Islam wajib kita perangi orang-orang non muslim anda salah, fatwa darimana itu.
Lihat sayyidina Musa dan sayyidina Harun ketika diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberikan daripada pelajaran yang indah, pelajaran yang mulia pergi ke fir’aun yang sudah kita ketahui bahwasanya bukan hanya memerangi orang-orang yang beriman dengan nabi Allah Musa, fir’aun bahkan mengaku bahwasanya dirinya adalah tuhan yang paling tinggi, tuhan yang paling perkasa. Pengakuan daripada siapa? Pengakuan daripada fir’aun musuhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi Musa as dan nabi Allah Harun as diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberikan bimbingan yang bagus, bimbingan yang indah :
“Wahai Musa dan Harun pergilah kepada fir’aun tersebut dan berikanlah daripada peringatan-peringatan yang lembut, peringatan-peringatan yang indah, katakan kepada fir’aun”
Bukan dengan apa? Bukan dengan peperangan langsung dengan perang begitu saja. Sekarang ini jangankan dengan orang-orang kafir orang Islamnya sendiri bertengkar, satu rumah satu keluarga berkelahi, tidak saling tegur, sama-sama NU-nya bertengkar, satu Manhaj bertengkar, ini yang harus kita betulkan. Kita saling mengolok-olok satu sama yang lain ini salah yang itu betul, yang ini adalah guru ini betul ini yang perlu kita periksa dalam diri kita. Jangan sekali-kali kita memberikan fatwa kita harus perangi orang-orang kafir, betulkan dulu orang Islamnya. Kita betulkan orang-orang Islam ini dengan kita tebarkan ajaran nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kadang-kadang kita pun hidup di kampung di tetangga pun sudah berapa tahun tidak tahu nama tetangganya tidak tahu dia, sama-sama orang Islam-nya, sama-sama NU-nya, sama-sama shalawatnya tapi tidak tahu, kok sekarang ada yang mengatasnamakan Islam “perangi orang-orang kafir dia tidak sejalur dengan nabi Muhammad, dia orang-orang bejat” jangan seperti itu. Sesungguhnya Rasulullah selalu memberikan gambaran yang baik, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan gambaran dan pelajaran yang indah. Jikalau mereka sudah memerangi kita datang ke negara Indonesia memerangi orang-orang muslim, datang ke Surabaya perang, kita diperangi maka hadist ini berlaku. Bagaimana berlakunya?
“Perangilah orang-orang musyrik”
Tetapi kalau seandainya mereka belum memerangi kita, lihat gejolak di kota Yaman itu sama orang Islamnya sama Cuma beda ini dari A dan ini dari B. Islamnya sama “LaailahailAllah Muhammdurrasulullah” tetapi keegoisan yang ada dalam diri mereka, keangkuhan dalam diri mereka, kesombongan dalam diri mereka yang mana mengaku pendapatnya yang paling baik, mengaku bahwasanya fatwanya yang paling baik, akhirnya orang-orang yang tidak bersalah, wanita-wanita yang tidak ikut-ikut, anak-anak laki-laki bahkan yang kecil-kecilnya yang tidak ikut kena getahnya, kena bom, kena peluru meninggal dunia, sama-sama orang Islamnya.
Jangan kita kira gejolak yang ada di Yaman, di Syuriah, di Bosnia di mana-mana pun itu karena ulahnya orang-orang non muslim. Karena semuanya kembali ke masalah politik, makanya agama tidak bisa di politikin. Jikalau kita hadir dalam majelis jangan main-main kita mem-politiki majelis, jangan kita mem-politiki daripada nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena agama Islam agama sayyidina Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak kenal dengan yang namanya politik yang kenal hanya apa?
“Wama Kholaqtul Jinna Wal Insa Illa Liya’budun”
(dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku)
Tahu adalah kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maksud daripada hadist ini jikalau ada yang bertanya apa maksudnya ini?
جاهد وا المشر كين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم
[“Perangilah orang-orang musyrik itu (orang-orang non Islam) itu dengan hartamu dan juga dengan jiwa ragamu dan juga dengan lisanmu”]
Apa manfaatnya ini, apa gunanya ini apa berlakunya hadist ini? Berlakunya hadist ini jikalau ada kafir/ non muslim tersebut datang ke negara kita memerangi kita, menghancurkan kita, mengusik kita baru kita perang dengan mereka. Tapi kalau kita satu sama yang lain kita, kadang-kadang kita duduk di majelis dengan temannya melihat sinis, dilihat temannya “oh ini nggak sejalan dengan aku ini” nah itu yang harus anda perangi, hawa nafsu anda perangi. Dia nggak menegur anda datang tegur dia, tunjukkan ajaran nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jangan mentang-mentang dia nggak tegur anda kemudian anda balas sudah nggak mau tegur, apakah ini ajaran nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Shallu’alannabi Muhammad...!
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu dengan sifat kerendahan hatinya selalu datang ke tempat sahabat-sahabatnya (bertamu ke rumah sahabat-sahabatnya) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kerumahnya Abdullah bin Mas’ud, ke rumahnya sayyidina Bilal, ke rumahnya sayyidina Abu Bakar, ke rumahnya sayyidina Umar selalu menebarkan daripada yang namanya pertemanan, perkawanan itu yang harus kita jalin.
Jangan kita mengatasnamakan Islam kalau seandainya kita ini memberikan fatwa perang dengan orang-orang musyrikin orang kita kadang-kadang dengan teman sendiri tidak saling tegur kadang-kadang sampai 3 hari naudzubillahi mindzalik. Jangan harap shalat kita dan puasa kita akan diterima oleh Allah, bahkan nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bilang dalam sabdanya :
“Tidak dihalalkan bagi seorang muslim jikalau tidak menegur temannya selama 3 hari dengan sengaja karena benci (dengan temannya tersebut) “
Maka tidak dihalalkan dan anda bukan tergolong menjadi ummatnya baginda nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Biarpun anda shalawatan, biarpun anda duduk di majelis tapi anda ada sifat benci dengan teman anda bahkan tidak saling menegur sampai 3 hari lamanya tidak dihalalkan oleh baginda nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jadi ini hadist berlaku bagi orang-orang musyrikin yang hendak membunuh orang-orang Islam, khususnya datang ke negara kita hendak membunuh wajib kita berjihad. Jikalau kita tidak berjihad itu yang salah, ini perintah
“Perangilah orang-orang musyrikin yang datang ke negara kita memerangi kita”
Itu dikatakan yang namanya kafir HARBI, bahkan jikalau kafir HARBI itu jikalau mereka dalam kehausan pun kita tidak wajib kita berikan mereka air. Mereka datang ke rumah kita, mereka mengemis meminta air anda berikan air anda dapat dosa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka daripada itu kita haruslah kita meluruskan daripada kesatuan kita sesama orang-orang Islam sehingga kita betul-betul bermanhaj “Laailahailallah Muhammdurrasulullah” entah fulan dari mana, entah fulan darimana anda masih Islam “Laailahailallah Muhammdurrasulullah” anda teman kami. Entah dia sujudnya pakai batu, entah sujudnya pakai tisu, entah sujudnya pakai apa anda teman kita “Laailahailallah Muhammdurrasulullah” sudah selesai, masalah keyakinan ‘Bainahu wa Bainallah’ (antara dia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala). Maka jangan sekali-kali kita memecah Islam dengan kita mengatasnamakan Islam “saya yang paling benar dan saya yang paling mulia”, lihat ajaran nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian ada kafir DZIMMI, kemudian ada namanya kafir MU’TAMAN, dan itu wajib dilindungi.
Kalau di zamannya Rasulullah kafir-kafir DZIMMI itu yang hidup dibawah kekuasaannya nabi Muhammad mereka membayar pajak. Ada dimintai pajak oleh Rasulullah dan uang bayaran yang diminta Rasulullah kepada mereka dibagikan oleh fuqara-fuqara orang-orang Islam dan mereka wajib dilindungi. Kalau seandainya ada yang mengusik mereka, mereka berhadapan dengan sayyidina Umar bin Khatab, apakah ada yang mampu seseorang yang berhadapan sayyidina Umar bin Khatab ra mereka dilindungi itu.
Makanya kata nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
“Barangsiapa seseorang yang mengusik kafir DZIMMI sesungguhnya dia telah mengusik ku”
Dan mereka-mereka itu yang ada di Indonesia itu bisa kita katakan dengan kafir DZIMMI, juga bisa kita katakan kafir MU’TAMAN yang mereka aman. Amannya bagaimana? Mereka tidak mengusik kita, tidak memerangi kita, tidak fudhul (melanggar privasi orang) dengan kita justru orang-orang Islamnya yang fudhul dengan mereka. Diusik aja kepada mereka tempat ibadahnya dibakar oleh mereka. Dulu di zamannya Rasulullah banyak juga gereja-gereja di zamannya Rasulullah yang dilindungi oleh baginda nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kanisa itu nama gerejanya dilindungi oleh Rasulullah, tidak diperangi, tidak dibakar oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam. Tetapi dengan syarat mereka betul-betul menghormati daripada agama Islam. Tapi kalau seandainya mereka didalam ajaran mereka mencebloskan ajaran Islam, menginjak-injak Al Qur’an nah ini sudah tetapi jangan perang, laporkan kepada yang berwajib kasih ajaran yang mulia nasehati. Kalau seandainya anda pemeluk nabi Allah Isa as tidak diajarkan oleh nabi Allah Isa demikian, nabi Allah Isa adalah apa? Berkatnya dari cahayanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam seperti gitu.
Maka hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala jangan kita salah arti atau salah paham dengan hadist yang demikian. Karena orang yang tidak paham didoktrin kadang-kadang dengan organisasinya untuk apa? Untuk benci dengan orang-orang non yang Islam apalagi ketemu dengan pejabat yang non Islam benci dia, didoktrin seperti itu.
Ada beberapa gubernur itu di zamannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam itu dari kalangan non Islam, ada beberapa saja. Karena kenapa? Karena adilnya dia didalam memerankan daripada hak-hak orang-orang yang tidak mempunyai apapun didalam haknya dilindungi, maka dia pantas menjadi imam adil dijadikan gubernur oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
Tapi sekarang kita dapatkan pejabat-pejabat kita ini kadang-kadang sudah muslim, namanya baik, korupsinya masyaAllah, namanya pakai namanya Rasulullah, yang membunuh namanya seperti Rasulullah. Lihat orang-orang non Islam itu jarang dari mereka itu kita dapatkan yang mana mencuri dan merampok kita malu. Yang minum-minuman keras pakai namanya Rasulullah, yang punya cafe pakai namanya Rasulullah hajinya sudah 5 kali yang punya cafe, keturunan dari ini dan itu. Ini yang harus kita malu, gimana ini kita harus bisa merasakan hal yang demikian ini yang kita sedihkan didalam hal yang sangat mulia ini, yang harus kita sedihkan hal yang demikian. Tetapi jangan sekali-kali kita membenci orang-orang yang demikian kita berikan daripada nasehat-nasehat yang baik tapi itu yang kita sesalkan namanya baik dari keturunan yang baik tapi kelakuan tidak baik. Makanya jikalau sudah Islam di-politikkan, majelis di-politikkan dibuat daripada hal-hal yang tidak benar maka apalagi tidak ada yang mengarahkannya daripada guru-guru yang mempunyai sanad kepada nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam maka majelis tersebut akan tersingkirkan sedikit demi sedikit, demi sedikit. Tapi mereka yang mempunyai manhaj, mempunyai sanad keguruan yang begitu mulia sampai kepada baginda nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam itu dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala maka itu yang harus kita mengerti.
Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita niatkan didalam dzikir kita ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kota Yaman, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kota Hadramaut dan kota Tarim kota seribu wali, dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Banyak juga dari teman-teman kita yang mana sampai sekitar 2000 dari pelajar dari negara Indonesia itu yang belajar di kota Tarim yang mana barusan saya dapat kabar tadi siang dari teman-teman kita yang mana sekarang sudah mulai dekat dengan kota Tarim daripada serangan-serangan tersebut, karena kenapa? Pertikaian antara orang Islam dengan orang Islam lainnya.
Yang mana sekarang sudah sampai ke kota Mukalla, kota Mukalla ke kota Tarim itu sekitar 4 jam. Itu yang sangat kita khawatirkan, yang kita sangat sesalkan sekali. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita yakin berkatnya para wali-wali Allah, berkatnya sayyidina Faqihil Muqaddam, berkatnya para wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dijaga kota Tarim insyaAllah dari mereka-mereka yang senantiasa tidak senang dengan orang-orang shaleh.
Ya Rahman ya rahiim ya Dzaljalali wal Ihram marilah kita berdzikir bersama-sama dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala..
Faqulu jami’an ya Allah..ya Allah..ya Allah..ya Allah..ya Allah...