نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَ التَّعْلِيْم، وَالتَّذَكُّرَ وَالتَّذْكِيْر، وَالنَّفْعَ وَاْلإنْتِفاَع، وَاْلإفَادَةْ وَاْلإسْتِفَادَة،
وَالْحَثَّ عَلىَ التَّمَسُّكِ بِكِتَا بِ الله وَ سُنَّةِ رَسُوْ لِهِ، وَالدُّ عَا ءِ اِلَى الهُدَ ى، وَالدَّ لآ لَةَ عَلَى الخَيْر،
إبْتِغَا ءَ وَجْهِ الله، وَ مَرْ ضَا تِهِ وَ قُرْ بِهِ وَ ثَوَ ا بِهِ مِيْنَا الله تَعَا لَى
“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati Rosuulihi wa ad-du’ai ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’an waj-hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi minallahi ta’ala”.
قل ر سو ل ا لله صلى الله عليه وآله و صحبه و سلم
ثلا ثة لا تر فع صلا تهم فو ق ر ؤ و سهم شبرا، ر جل أ مَّ قو ماً و هم له كا ر هو ن وا مرأ ة با تت و ز و جها عليها سا خط وأ خوان متصا ر ما ن. (حد يث حسن رواهابن ما جه)
“Qola Rasulallah shallallahu 'alaihi waalihi washahbihi wasallam, Tsalastatun laa-turfa’u shalatuhum fauqa ra-u-sihim syibra, rajulun amma qauman wahum lahu kaarihuna wa amra-atun batat wazaujuha ‘alaihaa saahit wa-akhwanun mutashariman (Hadisun Hasan Rawahu Ibnu Majah)”.
[“Tiga golongan manusia yang tidak diangkat shalatnya walau sekedar sejengkal dari kepala: seorang lelaki yang ingin menjadi imam, sedangkan ma’mum membencinya dan seorang isteri yang tidur dalam keadaan suaminya marah kepadanya dan 2 orang saudara yang bergaduh/bertikam lidah”.]
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang mengumpulkan kita semuanya, yang memberikan kepada kita rasa cinta terhadap baginda nabi Muhammad saw.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah, Allah swt meletakkan rasa cinta dalam diri kita terhadap nabi Muhammad itu bukan diberikan kepada sembarang orang, dan bukan diberikan kepada orang-orang yang dimurkai oleh Allah atau orang-orang yang ‘diumbar’ oleh Allah swt.
Meneruskan daripada pelajaran kita, pelajaran hadist Rasulullah saw yang setiap malam selasa kita baca bahwasanya di dalam hadist tersebut disebutkan oleh baginda sang nabi Muhammad saw ada tiga hal (ثلا ثة لا تر فع صلا تهم فو ق ر ؤ و سهم شبرا ) yang mana shalatnya tidak dilaporkan oleh Allah swt sedikitpun, shalatnya tidak ada manfaatnya, shalatnya tidak ada artinya alias tidak dikabulkan/tidak diterima oleh Allah swt. Hati-hati jikalau ada dalam diri kita 3 hal ini cepat-cepat kita obati, cepat-cepat kita sadar sehingga shalat kita pun diterima oleh Allah swt karena ini pun menyangkut hubungan dengan manusia. Jikalau kita perbaiki hubungan dengan Allah tapi hubungan dengan manusia tidak kita perbaiki hati-hati, makanya Rasulullah saw memberikan kepada kita wasiat-wasiatnya, memberikan kepada kita nasehat-nasehatnya sehingga kita betul-betul beribadah semuanya karena Allah dan juga kita berhubungan dengan manusia (hablum minannas).
Yang pertama kata nabi Muhammad saw ر جل أ مَّ قو ماً و هم له كا ر هو ن) ( laki-laki atau seseorang atau pejabat yang didalam kaumnya itu dia itu tidak disukai alias dia itu tidak disenangi, sudah tidak disenangi masih saja dia mau menjadi pejabat hati-hati ini, karena kenapa? Karena orang mau menjadi pejabat itu, orang jikalau mau menjadi RT aja, RW, kepala desa, lurah atau kepala ini kepala
Makanya diceritakan dalam salah satu riwayat terdapat di tongkat nabi Allah Musa as itu ada tulisan yang mana tulisan tersebut itu ada nasehat-nasehat yang diberikan oleh Allah swt. Tulisannya itu diriwayatkan oleh salah satu ulama yang mengatakan:
‘seorang yang ‘alim yang tidak mengamalkan ilmunya ketahuilah bahwasanya dia dan iblis sederajat satu maqom’.
Sekarang kita tanya diri kita, jadi orang ‘alim itu tidak harus dipanggil kyai dulu, atau ulama atau habib anda pun disini ini ‘alim semuanya karena anda tahu masalah rukun shalat sudah tahu, syarat shalat sudah tahu, ada ilmu-ilmu yang kita kaji setiap malam selasa yang kita kaji, kita kaji semuanya ya anda itu termasuk orang-orang ‘alim. Jadi orang ‘alim itu nggak nunggu jadi kyai, nggak nunggu jadi ustadz dulu baru dikatakan ‘alim, kita pun saya anda semuanya yang disini adalah golongan orang-orang yang ‘alim, hati-hati. Satu sunnah, satu amalan, satu dzikir yang anda tahu, yang anda mengerti tetapi tidak anda amalkan katanya pesan yang di tongkatnya nabi Musa maka derajatnya anda dan derajatnya iblis itu sejajar satu maqom, sekelas dengan iblis.
Sekarang anda tanya diri kita mau sekelas dengan iblis nggak? Misalkan saja kita sekelas dengan orang bodoh mungkin kita tidak mau ‘oh nggak level saya dengan ini, nggak sederajat saya sama dia’. Ini bayangkan anda tahu ilmu khususnya ilmu-ilmu syariatnya Rasulullah anda tahu tetapi tidak anda amalkan maka derajat anda dengan iblis sama sederajat. Tetapi mereka seorang ‘alim yang mengamalkan amalan-amalan ilmunya maka levelnya sama iblis jauh dia, iblis di bawah dia diatas. Jangan kira iblis itu tidak ‘alim, iblis itu makhluk yang paling ‘alim diciptakan oleh Allah swt, tidak ada di dunia ini kecuali pasti ada bekas daripada sujudnya iblis dimana-mana pasti ada, disetiap tempat pasti ada tempat bekas sujudnya iblis, tapi kita tidak tahu ini riwayat yang mengatakan. Karena kecongkakannya, kesombongannya diciptakan nabi Allah Adam as untuk mengetes daripada ilmu yang terdapat dalam iblis, makanya ilmu yang disertai sifat sombong nggak ada artinya nggak ada manfaatnya. Diciptakan nabi Adam as disuruh sujud oleh Allah swt, semua malaikat itu sujud tetapi iblis nggak mau :
‘wahai Allah engkau ciptakan aku dari api dan engkau ciptakan dia dari tanah bukan levelku wahai Allah’
Hati-hati sifat sombong yang kita punya dan jangan mengatakan kepada orang atau saudara pun
‘dia sombong, dia seperti ini’ jangan terucap dalam dirimu, wajib bagi kita untuk apa? Wajib bagi kita untuk khusnudzon sangka baik. Kalau orang-orang arab itu kalau sudah khusnudzon itu apa? ‘kherr insyaallah’ itu orang-orang arab itu simpel kata-katanya. Lain dengan kita, kalau kita itu diteliti dulu ‘betul apa tidak ya?’ seperti itu. Oh jangan-jangan bohong ini orang, jangan-jangan sombong.
Kemudian yang ada di tongkatnya nabi Musa juga ada kata-kata ‘al wali’ seorang pejabat. Orang yang menjadi RT, orang yang menjadi lurah, orang yang menjadi ketua takmir mushalla atau masjid, orang yang menjadi ketua majelis hati-hati, bahaya itu. Makanya Rasulullah saw itu selalu diselimuti dengan sifat rendah hati nggak sombong Rasulullah saw, apa adanya nabi Muhammad saw. Rasulullah saw bukan orang yang harus disetting kalau gini harus seperti gini, ini seperti itu tidak, apa adanya nabi Muhammad saw, menemui dengan sahabat-sahabatnya ya seperti itu semuanya ada porsinya masing-masing Nabi. Bukan seperti kita kalau kita mungkin kadang-kadang mentang-mentang jadi ketua RT rapat dengan warganya minta dihormati, minta dimuliakan, orang jadi ketua majelis minta dihormati hati-hati semuanya itu akan melenyapkan amalan diri kita. Kata Nabi Muhammad saw :
‘tidak akan masuk surga yang terdapat didalam diri manusia itu ada sebutir sifat sombong’
Orang yang bukan wali (maksudnya bukan auliya Allah) wali yang menjabat suatu jabatan dia itu tidak bisa adil kepada manusia-manusia sekitarnya, hanya untuk mendapatkan dana-dana gelap, hanya untuk mendapatkan uang-uang yang tidak halal hati-hati maka yang terdapat pesan di tongkat nabi Musa maka derajatnya dia dan fir’aun sama karena dia tidak bisa berbuat adil, dibenci. Jadi jikalau ada seseorang atau orang yang menjabat suatu jabatan tidak disenangi oleh orang-orang disekitarnya karena mungkin keburukan daripada keputusannya, atau mungkin keburukan daripada akhlaqnya, atau mungkin melaksanakan perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah maka orang tersebut biarpun shalat sebanyak-banyaknya shalatnya tidak akan diterima oleh Allah swt, wal iyadzubillahi mindzalik, itu yang pertama.


itu, itu pertanggungjawabannya di hadapan Allah swt. Tetapi jikalau dia di kaumnya tetapi memang tidak adil karena tidak keadilannya, ada orang ini karena mungkin sensitif sifatnya saja sehingga kita tidak menyenangi orang ini salah, itu penyakit dalam diri kita hati-hati. Karena sifatnya mungkin yang ini ‘sudah saya tidak suka dengan orang ini, ini nggak bisa diatur, ini anaknya sombong’. Orang yang mengatakan ‘anak itu sombong’ diri anda yang sombong hati-hati. Karena sifat sombong itu tersembunyi di dalam hati manusia. Hanyalah dia dan Allah yang mengetahui yang lain tidak bisa. Makanya salafuna shaleh itu orang-orang shaleh itu selalu jikalau mau mengamalkan sesuatu selalu beliau itu beristighfar dengan Allah swt alias mengucap ampun terhadap Allah swt.
Kemudian yang kedua kata Rasulullah saw وا مرأ ة با تت و ز و جها عليها سا خط) ( wanita yang melewati malamnya tetapi suaminya murka kepadanya, hati-hati wanita-wanita anda yang sudah berkeluarga selalulah minta ridha kepada suamimu selama suami tersebut tidak melanggar daripada aturan Allah. Kecuali jikalau suami tersebut mengajak daripada perkara yang menjauhkan diri anda kepada Allah dan Rasul-Nya maka anda pun boleh menentangnya tetapi tidak boleh kurang ajar. Misalnya menyuruh kepada istrinya untuk bermaksiat, untuk berzinah dan lain-lain alasan ekonomi dan lain-lain maka seorang istri wajib menolak daripada ajakan si suami. Yang penting ringkasannya bahwasanya seorang wanita yang melewati malamnya tapi suaminya murka kepadanya shalatnya tidak diterima oleh Allah swt, itu yang kedua.
Kemudian yang ketiga kata nabi Muhammad saw وأ خوان متصا ر ما ن) ( ini yang banyak terjadi, dua orang anak cucu Adam yang sering bertikai alias bertengkar, sering salah faham, nggak suka dengan ini, nggak suka dengan itu, duduk disebelahnya nggak mau nggak cocok sama dia, menyapa pun nggak mau gara-gara omongan atau pembicaraan di media sosial seperti ini dan seperti itu akhirnya wal iyadzubillahi mindzalik nah itu yang bahaya.
Seorang dua orang kawan yang aslinya bersahabat yang tidak ada apa-apa kemudian dia bertikai, kemudian tidak saling memaafkan dua-duanya shalatnya tidak diterima oleh Allah swt. Bahkan didalam riwayat di dalam hadist biarpun matinya di tengah Ka’bah dalam keadaan sujud matinya termasuk mati suul khotimah wal iyadzubillahi mindzalik. Nah daripada itu anda punya sahabat dulunya baik jalinlah persahabatan itu yang dulunya baik. Anda mungkin disini datang dari mana-mana ada yang dari Taman, ada yang dari Geluran, ada yang dari Jombang, ada yang dari Nganjuk, ada yang dari Surabaya datang dalam majelis ini yang asalnya nggak kenal coba mengenalkan diri ‘anda dari mana’ sehinggalah terjalin daripada jalinan yang begitu mulia dan itu ajaran sang nabi Muhammad saw.
Dulu mana kenal antara Umar bin Khatab antara sahabat yang aslinya dari Yaman mana ada yang kenal, nggak kenal. Karena datang ke hadapan Rasulullah, datang ke majelisnya nabi Muhammad saw sehingga mereka kenal satu dengan yang lain berkat nabi Muhammad saw.
Maka anda dalam majelis ini habis bubar cari teman yang baru, berkahnya orang yang mempunyai teman yang baru ada manfaatnya. Mungkin bisa mengembangkan bisnisnya, bisa menambahkan kawan bisa silaturahmi, dan lain-lain.
Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir kehadirat Allah swt, kita mendekatkan diri kita kehadirat Allah swt dengan kita berdzikir menyebut nama Allah swt, kita bersihkan diri kita, kita sucikan daripada hati kita, kita bersihkan daripada sanubari kita, sehingga kita betul-betul mendekatkan diri kita dengan Allah swt.
Marilah kita sama-sama menyebut dengan sebutan nama Allah nama Dzat yang selalu mencintai kita yang mana kita semuanya berkumpul di tempat yang sangat mulia ini adalah anugerah yang begitu besar yang diberikan oleh Allah swt jangan sia-siakan dengan kita hadir dalam majelis ini usahakan kita keluar dari majelis ini betul-betul dosa-dosa kita semuanya dihapuskan oleh Allah swt.
فََقُوْ لُوْاجَمِيْعًا
ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله...ياَ الله