Rabu, 11 Maret 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus Jalsatul Istnain Majelis Rasulullah Saw Jawa Timur, Masjid Al Mukarram Mulyorejo - Surabaya 02 Maret 2015






“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati Rosuulihi wa ad-du’ai ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’an waj-hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi minallahi ta’ala”.
“Qola Rasulullah shallallahu 'alaihi wa’alaalihi washahbihi wasallama, Baina kulli azhanaini solatan liman sya-a (Rawahu Bukhari wa Muslim)”.
[“Diantara kedua azan itu (azan dan iqamah) shalat berapa banyak yg kamu inginkan”]

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Yang sama-sama kita muliakan para habaib, para hadirin, para orang-orang tua yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu nama mereka tapi tidak mengurangi rasa hormat saya kepada mereka.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memuliakan kita semuanya hingga kita dipertemukan kembali oleh Allah swt didalam lindungan-Nya, didalam anugerah-Nya, didalam selimut daripada pahala dan pancaran cahaya Ilahi melalui daripada majelis yang mana mempunyai keterikatan yang begitu erat terhadap sohibul nur yaitu sayyidina Muhammad…
Yang mana mereka jikalau mempunyai keterkaitan yang begitu indah, keterkaitan yang begitu erat dengan sang Nabi niscaya kecintaannya terhadap Allah semakin erat, tetapi jikalau kaitan hatinya, sanubari-sanubarinya semakin jauh dengan sohibul nur yaitu nabi kita Muhammad saw maka wal iyadhubillahi mindzalik kita semuanya tidak akan bisa kenal dengan Allah swt.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt sampailah kita kepada hadist yang ke 8 yang mana hadist tersebut diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori dan Muslim yang mana disabdakan oleh baginda nabi kita Muhammad, shallu’alannabi Muhammad!
“Baina kulli adzanaini solatan liman sya-a”
Yang artinya: diantara adzan dan iqomah terdapat dan diperbolehkan shalat sebanyak apapun (yaitu terserah anda).
Istilah “adzanaini” itu adalah antara adzan dan iqomah, ada juga istilah “bainal isya’in” yaitu antara magrib dan isya bukan setelah isya sampai seterusnya, itu istilah-istilah didalam bahasa arab. Kalau anda melihat di dalam kitab-kitab hadist istilah “bainal isya’in” itu yang dimaksud antara waktu magrib dan isya didalamnya, antara waktu tersebut, di tengah-tengahnya. Atau mungkin jikalau anda mendapat di dalam suatu kitab hadist ada yang menerangkan khususnya yang kita bahas di malam hari ini yaitu “adzanaini” yaitu antara adzan dan iqomah di tengah-tengahnya. Diantara adzan dan iqomah diperbolehkan anda untuk melaksanakan shalat terserah anda dan sebanyak-banyaknya berapapun jumlah rakaatnya yang mau anda kerjakan diperbolehkan, bahkan dianjurkan.
Seperti halnya ada didalam shalat itu shalat qobliyah contohnya mungkin beberapa shalat yang sudah saya terangkan didalam pertemuan-pertemuan kita sebelumnya. Bahwasanya kalau kita bisa samakan shalat sebelum dhuhur (qobliyatul dhuhur) yaitu setelah adzan dhuhur kita diperbolehkan untuk shalat qobliyah. Maksudnya apa? maksudnya setelah waktu dhuhur tiba boleh anda melaksanakan shalat tersebut. Tetapi sebaliknya jikalau waktu dhuhur belum tiba kemudian kita mau melaksanakan shalat qobliyatul dhuhur maka tidak dianjurkan, bahkan katanya ulama tidak sah karena waktunya belum masuk.
Begitupun jikalau anda atau kita mau melaksanakan shalat qobliyatul ashar, dikatakan oleh Rasulullah saw:
“Dicintai oleh Allah swt seseorang yang melaksanakan shalat sunnah 4 rakaat sebelum ashar”
Mendapat suatu kecintaan dari Allah swt, yang mencintai bukan manusia, yang menyayangi bukan teman anda atau saudara anda, yang menyayangi siapa? Allah swt.
Berkahnya apa? berkahnya anda shalat 4 rakaat sebelum ashar. Jadi boleh melaksanakan shalat qobliyah itu setelah datang waktunya, setelah masuk daripada waktu shalat yang anda mau shalati. Jikalau mau shalat qbliyah dhuhur tatapi masih jam 11 atau jam 10 pagi belum masuk waktu dhuhur apakah kita diperbolehkan untuk melaksanakan shalat qobliyatul dhuhur? Tidak diperbolehkan untuk melaksanakan shalat qobliyatul dhuhur. Barang siapa kata Rasulullah saw itu ada faedahnya orang yang shalat qobliyatul dhuhur itu khususnya 4 rakaat dan shalat ba’diyahnya 4 rakaat kata Rasulullah saw :
“Manshalla 'arbaan qobladhuhri wa ba'dahu arba'an haramallahuta'ala jasaduhu wa sya'rahu 'alannar”
“Barangsiapa seseorang yang shalat 4 rakaat sebelum dhuhur terserah mau satu salam atau 2 rakaat-2 rakaat, tetapi dikatakan oleh para ulama bahkan afdhalnya shalat sunnah itu dikerjakan 2 rakaat-2 rakaat tetapi jikalau anda mau melangsungkan 4 rakaat langsung diakhiri dengan 1 salam boleh apa tidak? Dikatakan ulama diperbolehkan tetapi lebih afdhalnya dikerjakan 2 rakaat-2 rakaat. Tetapi sesuatu yang diperbolehkan jikalau anda mau melaksanakan 4 rakaat 1 salam, yang penting pengamalannya tidak usah dibahas tentang perbedaannya.
Yang masalah di zaman sekarang ini terlalu rumit selalu masalah furu’iyah itu cabang-cabang itu selalu dibahas selalu mendalam, qunut dibahas ini orang yang ini, tidak mengetahui daripada sirrul qunut. Orang yang tidak qunut tidak mengetahui rasanya qunut bagaimana, didalam orang yang ber-qunut diwaktu shalat subuh itu mempunyai makna yang begitu besar jika kita berdoa”Allhummahdina fiman hadait” apa itu maksudnya? Maksudnya adalah kita minta hidayah dari Allah swt :
“Wahai Allah berikanlah hidayah kepada kami seperti mereka-mereka yang Engkau berikan hidayah dari-Mu”.
Jikalau anda tidak memerlukan hidayah dari Allah dari siapa kita memerlukan hidayah, dari temanmu? Tidak bisa memberikan hidayah. Bahkan temanmu yang engkau cintaipun, istrimu yang engkau cintai, bahkan keluargamu yang engkau cintaipun tidak bisa memberikan hidayah kepada engkau sekalian semuanya.
“Sesungguhnya manusia tersebut wahai engkau manusia tidak bisa memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai”
Bahkan istrimu sendiri, bahkan keluargamau sendiri siapapun yang engkau cintai tidak bisa engkau paksakan harus cinta kepadamu tidak bisa. Tetapi dengan jikalau engakau memberikan hidayah cinta kepada Allah, cinta kepada baginda sang Nabi maka Allah yang akan memberikan hidayah kepada kita semuanya, itulah Allah swt.
Makanya jangan sering kita bahas masalah apa? furu’iyah daripada cabang-cabang, lebih baik dekatkan diri kita dengan sunnah nabi Muhammad saw dengan kita mendengar adzan perbanyak shalat habis shalat qobliyah shalat apa lagi? Shalat naflul mutlaq.
Dikatakan ulama bahwasanya shalat sunnah itu terbagi menjadi 3, ini yang harus banyak diketahui oleh orang-orang zaman sekarang karena orang-orang zaman tidak mengetahui bagian daripada sunnah yang diajarkan oleh sang Nabi, sunnah Rasulullah saw itu didalam shalat ada 3 bagian.
Yang pertama dikatakan oleh para ulama bagian daripada shalat sunnah itu yang pertama itu adalah naflul mutlaq shalat naf’l yang mutlaq yang tidak perlu anda sebutkan shalatnya apa, seperti bagaimana niatnya? Ushalli begitu saja mau anda kerjakan 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat terserah maka seperti halnya Rasulullah saw itu setiap malamnya shalat 1000 rakaat yang sudah mendapat jaminan surga dari Allah swt masih rela menyempatkan waktunya untuk melaksanakan shalat 1000 rakaat. Sayyidina Ali Zainal Abidin begitupun 1000 rakaat, Sayyidina Faqihil Muqaddam 1000 rakaat dinamakan shalat apa itu? Shalat dikatakan shalat naflul mutlaq nggak perlu lagi untuk menyebutkan shalatnya apa, nggak perlu menyebutkan shalat tahajjud, shalat duha, shalat witir dan lain-lain cukup dengan apa? cukup kita melaksanakan dalam hati diiringi takbiratu ihram ‘ushalli lillahita’ala’ Allahuakbar cukup. Atau anda katakana “ushalli” aja cukup karena ‘Lillahita’ala’ itu adalah sesuatu yang sunnah bukan wajib. Itu bagian dari yang pertama, bagian daripada shalat sunnah yang pertama yaitu naflul mutlaq.
Naflul mutlaq boleh dikerjakan apa tidak diwaktu siang? Boleh juga diwaktu siang anda dikerjakan. Setelah shalat dhuha masih ada waktu 1 jam untuk kita berdialog dengan Allah swt, ayo shalat lagi. Pakai baca al-fatiha? Pakai baca al-fatiha seperti biasa cuma bedanya niatnya saja “ushalli” Allahuakbar (surat al-fatiha sampai akhir) anda mau tambahkan surat nggak apa-apa lebih afdhal mau tidak ditambahkan surat pun nggak apa-apa tetapi jangan sekali-kali jangan anda tinggalkan pembacaan al-fatiha karena didalam shalat apapun pembacaan al-fatiha itu wajib shalat sunnah maupun shalat wajib, dikatakan oleh Rasulullah saw :
“Tidak sah shalatnya seseorang itu jikalau tidak membaca daripada shalat al-fatiha”

Kemudian bagian yang ke 2 daripada shalat sunnah yaitu shalat sunnah yang terkait dengan waktu. Seperti halnya apa? seperti halnya waktu dhuhur boleh anda melaksanakan qobliyah dan ba’diyah dhuhur karena terkait dengan waktu. Kemudian datang waktu ashar boleh juga anda kerjakan shalat qobliyatul ashar, kalau kita mau mengerjakan shalat ba’diyatul ashar tidak dianjurkan bahkan seseorang yang mengerjakan shalat ba’diyatul ashar itu dilarang oleh syariat.
Bagaimana kalau seandainya kita hendak melaksanakan shalat tahiyatul masjid? Ulama salafuna soleh bermu’tamat mempunyai pendapat yang kuat tidak melaksanakan shalat tahiyatul masjid setelah shalat ashar, tidak dianjurkan. Bahkan ada ulama yang mengatakan larangan, diharamkan, setelah shalat ashar sampai terbenamnya matahari, kemudian shalat ba’diyatul subuh samapai terbitnya matahari. Setelah terbitnya matahari silahkan jikalau anda mau shalat, shalat isyraq, shalat dhuha dan lain-lain. Itu shalat sunnah yang terkait dengan waktu, waktu maghrib mau shalat sunnah qobliyatul maghrib silahkan, mau shalat sunnah ba’diyatul maghrib silahkan, mau shalat sunnah qobliyatul isya mongggo, mau shalat sunnah ba’diyatul isya silahkan dan lain-lain, itu shalat sunnah yang terkait dengan waktu.

Bagian yang ke 3 shalat sunnah yang ada penyebabnya, penyebabnya seperti apa? penyebabnya jikalau kita kepingin hujan, shalat apa? shalat istisqo ada cara-caranya sendiri. Kemudian sebabnya seperti apa? shalat khusuf seperti gerhana bulan dan gerhana matahari, shalat sunnah istikharah nah itu bagian-bagian daripada bagian- bagian shalat sunnah. Terbagi menjadi berapa? Terbagi menjadi 3 shalat naflul mutlaq (naflul yang tidak terkait dengan waktu dan zaman), kemudian shalat sunnah yang terkait dengan waktu, kemudian yang ke 3 shalat sunnah yang terkait dengan sebab tertentu.
Anda lihat di dalam hadistnya bahwasanya ‘baina kulli azhanaini’ (diantara daripada adzan dan iqomah) ‘solatan liman sya-a’(shalat terserah anda) mau shalat qobliyah boleh karena nggak ada waktu boleh, mau tambah lagi boleh, mau tambah apa? naflul mutlaq “ushalli” boleh silahkan perbanyak shalat. Nggak mau shalat tunggu di dalam masjid, makanya dikatakan oleh Rasulullah saw :
“Orang yang nunggu orang shalat seperti mereka yang melaksanakan shalat”
Jadi kalau anda waktu shalat sudah datang “Allahuakbar..Allhuakbar” shalat sunnah sudah, ngapain? Dzikir sambil nunggu orang. Jangan di dalam masjid wal iyadzubillahi mindzalik masuk masjid yang dibicarakan menggosip orang, ini hati-hati anda akan mendapat bencana ini rumah-Nya Allah swt jangan dinodai. Seperti halnya jikalau kita punya rumah jikalau ada seseorang datang melempari kotoran pasti kita marah, begitupun Allah swt. Makanya dinamakan masjid itu dikatakan apa? masjid itu katanya ulama masjid itu adalah tempatnya orang yang bertaat kepada Allah swt, shalat, dzikir, baca qur’an, baca shalawat. Jangan lupa juga saudara-saudaraku untuk niat I’tikaf niat dari sekarang, syukur-syukur jikalau anda dari tadi masuk masjid jangan lupa juga apa? niatul I’tikaf, di tambah lagi apa? tahiyatul masjid. 
Itu pernah saya kejadian dalam pribadi saya ketika saya waktu itu di kota Tarim di kota Hadramaut ketika itu ada acara di masjid jami’ di kota Tarim, karena saya terburu-buru pingin semakin dekat dengan Guru Mulia itu saya masuk lupa dengan tahiyatul masjid itu dilirik oleh beliau sambil dipelototin, memberikan pelajaran jangan lupa dengan tahiyatul masjid.
Karena kenapa? Karena itu sunnahnya baginda nabi kita Muhammad saw, karena kita penghormatan kepada rumahnya Allah swt. Contoh halnya jikalau kita mau bertamu ke rumahnya orang, anda mau bertamu ke rumahnya orang jikalau anda mau nylonong begitu saja mau masuk begitu saja buka kunci langsung buka pintunya langsung masuk, orangnya marah apa tidak? Pasti marah karena anda tidak ijin dulu. Jikalau Orang yang beradab, orang yang mempunyai adab itu sebelum masuk rumah paling tidak mengucapkan “assalamu’alaikum” kalau orang-orang dahulu kan tidak ada yang namanya bel. Kalau orang-orang di Makkah dulu itu, orang-orang di Tarim Hadramaut itu mereka itu setiap pintunya itu pasti ada yang namanya lempengan besi yang mana diketuk ‘duk-duk’ seperti itu hingga orang yang di atas pun itu bisa mendengar. Dan adatnya mereka itu kebanyakan mereka orang-orang di Arab itu, di Hadramaut itu, di Madinah itu tempatnya mereka ada di atas. Biasanya di bawah itu untuk penerimaan tamu saja, ada kamar mandi. Dan adabnya mereka itu jikalau sudah mengetuk pintu dengan lempengan besi tadi tidak mau melihat yang di atas, karena kenapa? Karena yang di atas itu kebanyakan perempuan-perempuan jadi mereka tidak bisa melihat karena dihadapan mereka itu perempuan itu mulia, nggak mau dinodai, nggak asal melihat begini saja. Bahkan mereka itu mempratekkan daripada adabnya nabi Muhammad saw, bahkan ada dari mereka itu adab-adab yang mana melebihi dari sunnahnya Rasulullah saw. Contoh halnya ada dari mereka itu jikalau mau menikah nggak mau melihat wajahnya bayangkan, kalau kita bagaimana? Bukan hanya melihat wajahnya, boncengan bareng, janjian bareng, kemana-mana bareng, sayang-sayangan bareng. Kalau mereka tidak padahal diperbolehkan sunnahnya Rasulullah bagi mereka yang mau menikah diperbolehkan untuk melihat wajahnya, menampilkan daripada kecantikan ini orang, wanita ini. Juga diperbolehkan bisa melihat daripada tangannya, karena tangan wanita itu menunjukkan kebagusan dan keindahan tubuhnya diperbolehkan oleh syariat tetapi adatnya mereka melebihi sunnahnya Rasulullah saw, lihat sunggguh mulianya mereka itu. Hingga pun jikalau mereka mau menikah tidak langsung bertemu, menyuruh siapa? Menyuruh ibu dan saudara perempuannya untuk melihat calon yang akan dinikahi, kalau seandainya ibunya bilang “Saya sreg cocok buat kamu ini wanita cantik, Bismillah” langsung Bismillah, nggak pakai melihat. Ketemunya dimana? Ketemunya ketika sudah mengucapkan ijab dan qobul, kemudian diantarkan oleh bapak mempelai perempuan ketemunya disitu. Berarti melebihi daripada apa? melebihi daripada sunnahnya Rasulullah saw. mungkin kita tidak bisa seperti itu, paling tidak kita angkat derajatnya perempuan jangan perempuan itu disepelekan, jangan perempuan-perempuan itu dinodai, melihat perempuan yang menutup hijab minimal pakai kerudung kita harus bangga, karena kenapa? Mengamalkan daripada kewajiban yang sudah diwajibkan oleh sang Nabi.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt kembali ke topic yang kita bahas bahwasanya kita tadi diperbolehkan untuk shalat terserah setelah adzan dan iqomah, setelah banyak shalat imam masih belum datang gimana? Nunggu shalat. Orang yang nunggu shalat seperti dia shalat, nunggunya 1 jam dihitung oleh Allah swt seperti 1 jam itu seperti orang yang melaksanakan shalat, lihat mulianya. Begitu dermawannya Allah swt kepada kita, tetapi mungkin waktu kita yang hanya sibuk dengan dunia, sibuk dengan hal-hal yang tidak dianjurkan bahkan kita terpeleset menuju hal yang diharamkan oleh Allah swt wal iyadzubillahi mindzalik. Maka daripada itu semuanya hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt, diceritakan dalam salah satu kitab ada seseorang itu yang sangat jijik, maaf, sangat jijik melihat orang yang setelah makan itu, kan kadang-kadang orang kalau makan dengan tangan itu kan pasti ada sisa-sisa nasi di dalam tangnnya. Ada mungkin di zaman dahulu diceritakan dalam salah satu kitab kalau ada orang setelah makan ada sisa makanan di tangannya itu kan biasanya kan dijilat. Orang itu melihatnya apa? jijik, ih ini orang koq melaksanakan seperti ini. Padahal itu adalah sunnahnya Rasulullah saw, jikalau anda setelah makan ada sisa-sisa makanan di tanganmu hisap-hisaplah dengan mulutmu. Apa manfaatnya? Manfaatnya itu seperti kata ulama terapi daripada tangan tersebut. Padahal jikalau kita mungkin kalau kita melihat apa terapinya, tapi manfaatnya begitu banyak dan begitu mulia, jangan meremehkan. Ini orang meremehkan, “ih ini orang apaan ini habis makan dihisap-hisap tangannya, apa manfaatnya?”
Di malam itu dia bermimpi Rasulullah saw, seraya Rasulullah mengatakan :
“Hai fulan jangan sekali-kali engkau meremehkan sunnahku, seandainya engkau meremehkan sunnahku besok jarimu tidak ada”
Bangun dari tidurnya jari-jarinya hilang, karena kenapa? Meremehkan daripada sunnahnya Rasulullah saw hingga dia bertobat kepada Allah swt hingga di malamnya bertemu Rasulullah saw hingga Rasulullah saw mendoakan daripada tangannya hingga keesokan dia bangun tangannya utuh kembali, lihat orang yang meremehkan daripada Rasulullah saw. Anda punya tangan gunakan tangan anda untuk makan, ya jikalau makanannya berkuah ya boleh sedikit juga pakai sendok. Cuma kadang-kadang kita ini sok keren kadang-kadang, melihat orang memakai garpu memakai sendok niru-niru sok keren kita. Padahal tangannya itu diberikan oleh Allah swt untuk apa? apa manfaatnya tangan ini? Kata Rasul tanganmu itu untuk makan, itu gunanya ada terapinya itu, kita tidak tahu manfaatnya. Kadang-kadang Rasulullah saw berdzikir pun dengan tangan, apa manfaatnya dzikir dengan tangan? Ada manfaatnya kita nggak tahu. Itu yang mencetuskan Nabi, manusia yang paling dicintai oleh Allah swt, sohibul nur. Kalau memang kita terima dengan akal sehat kita mungkin kita tidak bisa terima. Lihat di zamannya Rasulullah saw, Rasulullah hingga semua sahabatnya kehausan diberikan mukzizat yang paling agung oleh Allah swt sehingga sahabat-sahabat tersebut menghisap tangnnya Rasulullah sehingga mereka mendapatkan air sebanyak yang mereka perlukan.
Makanya dikatakan oleh para ulama afdhalnya air adalah air yang keluar dari tangannya Rasulullah, kemudian air zam-zam dan air-air yang lain. Mungkin kita kalau kita tidak tahu air zam-zam itu lebih afdhal dari air yang lain tapi tidak, air yang paling afdhal itu adalah air yang keluar dari tangannya sang nabi Muhammad saw. 
Mudah-mudahan ada manfaatnya dan mudah-mudahan dikesempatan yang sangat mulia ini kita bisa mengamalkan sedikit demi sedikit sunnahnya Rasulullah saw, dikatakan oleh sang Nabi :
“Barangsiapa seseorang yang menghidupkan daripada sunnahku niscaya aku cintai dia”
Bayangkan anda dicintai sang Nabi, jaminan dari sang Nabi. Bukan dari teman anda, teman kadang-kadang bisa jadi musuh. Makanya dikatakan oleh syair arab mengatakan “hati-hatilah dengan temanmu dengan seribu hati, dan hati-hatilah dengan musuhmu satu kali saja” koq bisa? Kalau teman kadang-kadang teman bisa menjadi musuh, makanya jangan anda sekali-kali membuka aib anda didalam teman anda, bukalah dan keluhkan aib anda kepada Allah swt, sang Maha Ilahi yang senantiasa mendengarkan daripada hamba-hamba-Nya apapun yang diinginkan hamba-hamba-Nya ditutupi aib hamba tersebut, ditutupi oleh Allah swt.
Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir kehadirat Allah swt, kita siapkan hati kita kehadirat Allah swt. Marilah kita bersihkan hati kita dari segala kebencian, marilah kita bersihkan hati kita dari sifat sombong, marilah kita bersihkan hati kita dari sifat riya’, marilah kita sama-sama keraskan suaramu dengan menyebut nama Allah..
Faqulu jami’an ya Allah..ya Allah..ya Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar