Minggu, 01 Februari 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus Safari Dakwah Kediaman Gus Arifin Desa Kalimati, Tarik - Sidoarjo, Sabtu 24 Januari 2015

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..



Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang telah mengumpulkan kita dikesempatan yang sangat indah ini disalah satu perkumpulan yang mana perkumpulan tersebut menyebut nama sang nabi Muhammad saw. Jikalau didalam perayaan didalam majelis disebut nama nabi Muhammad saw yang seperti dikatakan oleh Al Imam Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsy :
“Didalam satu perayaan disalah satu peringatan jikalau disebut nama sang Nabi maka majelis tersebut atau perayaan tersebut akan diberikan oleh Allah swt bau-bau yang harum (yang bisa merasakan hanyalah orang-orang yang betul-betul cinta dengan nabi Muhammad)” shallu’alannabi Muhammad!
Jikalau didalam satu perayaan menyebut nama nabi Muhammad maka majelis tersebut akan menjadi harum seperti saya katakan tadi yang bisa mencium daripada bau harumnya majelis tersebut mereka yang merasakan betapa cintanya seorang hamba yang cinta dengan sayyidina Muhammad. Dan kita pun yang berkumpul disini tidak lebih bahwasanya kita semuanya saya, anda, dari yang kecil sampai yang tua pasti didalam diri kita ada kecintaan terhadap nabi Muhammad saw, shallu’alannabi Muhammad!

Maka dengan adanya Majelis Rasulullah ini mengajak kita semuanya untuk senantiasa kita yang pertama ingat dengan Allah swt.
Jadi Majelis Rasulullah ini Bu ya, Pak, yang pertama itu bukan mengajak perang seperti anggapan orang-orang yang lain “oh ini ada yang jaket-jaketan mulai ini timbul kekerasan dan lain-lain sehingga timbul peperangan” bukan itu Majelis Rasulullah. Adanya Majelis Rasulullah ini mengajak kita semuanya khususnya saya pribadi yang berbicara untuk semakin semangat ingat dengan Allah swt.
Ingat dengan Allah swt yang pertama itu Pak, Bu, dengan syariat, bukan dengan ma’rifat seperti orang yang pemikirannya terlalu tinggi. Hingga mereka menjuluki dirinya ma’rifat sedangkan syariatnya ditinggal bukan itu. Makanya Rasulullah saw itu syariatnya semakin hari semakin kuat tetapi tidak mengatakan dirinya itu ma’rifat (kenal dengan Allah swt).
Hati-hati jikalau anda kenal dengan orang yang mengaku ma’rifat, seolah-olah dia itu paling kenal dengan Allah swt. Adanya majelis ini semakin dekatnya kita dengan Allah yang pertama jangan lupa dengan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah swt yaitu shalat. Nggak usah yang dibahas yang tinggi-tinggi tentang yang dibaca kitab yang tinggi-tinggi, bacalah kitab yang rendah-rendah saja yang mana kitab tersebut mengingatkan diri kita kepada Allah swt gimana sih caranya shalat itu. Hingga Rasulullah saw lihat semakin hari semakin kental daripada syariatnya satu malamnya Rasulullah itu melakukan shalat 1000 rakaat. Saya tanya anda sekarang berapa rakaat anda setiap malamnya, banyak mana shalatnya dan nongkrongnya? Mungkin banyak caturnya dan nongkrongnya daripada shalatnya. Untung-untung anda bisa jaga shalat witir tiga rakaat setiap malam sebelum tidur atau bisa anda lakukan setelah tidur sebentar, sepertiga dari malam anda bangun laksanakan shalat witir, istiqomahkan meskipun tiga rakaat daripada 500 rakaat, 700 rakaat tetapi kadang-kadang tidak istiqomah. Jadi orang soleh itu gampang sekali dengan apa? dengan kita istiqomah, dengan kita menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah swt khususnya shalat maka hidup kita akan diberikan kemudahan oleh Allah swt.

Saya kasih cerita sekarang supaya desanya nggak jadi desa Kalimati lagi biar jadi desa Kali hidup, amiin. Ada dahulu di kota Tarim di Hadramaut seperti yang disebutkan didalam qosidah ‘ya Tarim ya Tarim’ (tawasul dengan negerinya wali Allah) karena di negara/kota tersebut begitu banyak wali Allah. Dizamannya Al Habib Abdurrahman Assegaff 700 tahun yang lalu di beliau mengatakan :
“di kuburan Zanbal ini terdapat 800 wali dan 1000 qutub”
Mudah-mudahan setelah acara ini desa Kalimati menjadi desanya wali, amiin. Tapi jangan lupa dengan shalatnya yang rajin.
Dahulu di kota Tarim itu ada salah satu auliya yang bernama Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih yang beliau ini termasuk salah satu muridnya Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad. Sampai-sampai beliau (Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad) beliau mengatakan dan bersumpah :
“Demi Allah dan saya bersumpah tidak ada saya lihat orang yang begitu alim seperti muridku Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih”
Yang memuji siapa? Gurunya sendiri. Kalau zaman sekarang gurunya nggak mau kalah dengan muridnya. Muridnya seolah-olah menonjol ilmunya gurunya berkata “oh itu dulu murid saya”.
Kalau orang-orang terdahulu lebih senang muridnya lebih menonjol dari pada dirinya (gurunya), itu adalah guru-guru yang mengerti tentang syariat Allah swt. Kalau sekarang kadang-kadang ada persaingan, persaingan apa? persaingan antara guru dan muridnya. Sehingga guru tidak mau kalah dengan muridnya, muridnya tambah kurang ajar kepada gurunya wal iyadhu billahi mindzalik, sehingga keberkahan didalam ilmunya tidak kita dapatkan.
Kita ini kadang-kadang dibuat bingung dengan kitanya sendiri, kita ngaku cinta dengan Nabi bahkan kita shalawatan disini dan disitu banyak dari kita yang tidak menjaga daripada shalat berjamaah. Dengan orang-orang yang anti maulid ditertawakan :
“Oh katanya ngakunya ahli shalawat giliran shalat jamaah nggak mau, masjidnya dibiarkan kosong, mushalanya apalagi”
Sama orang-orang yang anti maulid kita dilihat kita ditertawakan. Shalawatan malam-malam sampai jam 2 sampai jam 3 dini hari habis shalawatan main catur lagi. Shalat jamaahnya, shalat subuhnya dibiarkan masjidnya dan mushalanya kosong begitu saja. Yang adzan satu, yang iqomat satu yang jadi imam satu yang shalat satu (satu orang saja), masjidnya megah bangunannya dapat sumbangan dari mana-mana tetapi sayang. Maka daripada itu dengan adanya majelis ini kita sama-sama evaluasi kita punya diri masing-masing. Saya lebih utama yang berbicara mungkin anda lebih afdhal dari saya ayo sama-sama kita saling menasehati. Orang tua mengajarkan anak yang baik, anaknya pun juga harus hormat kepada orang tua. Bagaimana anak tersebut bisa menghormati orang tua? Pintar-pintar anda menjadi orang tua.
Contoh halnya beliau itu Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad sohibulratib yang mungin ratibnya dibaca dimana-mana, siapa yang nggak kenal, siapa yang nggak baca Ratib Al Haddad. Bahkan beliau menjamin dan mengatakan :
“yang membaca Ratibku insyaallah saya jamin meninggal dalam keadaan khusnul khotimah”
Yang menjamin bukan pejabat pak, yang menjamin siapa? Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad orang yang kenal dengan Rasulullah. Semalamnya itu kalau beliau shalat malam itu 500 rakaat istiqomah sampai meninggal, disaat sakaratul maut sebelum meninggal melakukan shalat 500 rakaat, memberikan jaminan seperti itu kepada anda. Belum tentu pejabat-pejabat kita bisa menjamin kita seperti itu, proposal-proposal aja dijamin satu bulan turun nggak turun-turun. Tetapi auliya Allah orangnya karim dermawan itu karena meniru siapa? Meniru kakeknya yaitu nabi kita Muhammad saw dan Rasulullah saw pun meniru daripada Allah swt karena Rasulullah selalu diajarkan dari Allah melalui malaikat Jibril as.
Yang membaca Ratibul Haddad insyaallah meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, jangan ditinggalkan. Kenapa koq bisa? Karena semua doa yang ada didalam Ratibul Haddad itu semuanya doanya Rasulullah saw cuma sama beliau (Al Imamul Haddad) dikumpulkan menjadi satu. Makanya beliau berani menjamin orang yang membaca Ratibku insyaallah dia akan meninggal dalam keadaan khusnul khatimah.
Hingga beliau memuji daripada muridnya yaitu Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih “saya bersumpah tidak ada saya lihat orang yang begitu alim hebatnya semulia beliau (Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih)”
Bahkan beliau juga mengatakan :
“Didalam hati saya ada 200 ilmu”
Kalau orang sekarang orang alim berapa sih ilmunya baca kitab masih belum lancar, baca Al Qur’an kadang-kadang masih salah ngaku sudah jadi ulama, ngaku sudah jadi habib dzuriyatul Rasul, bukan seperti itu. Biarpun pengajar-pengajar TPA yang seperti tadi kita dengarkan itu TPA-TPA itu mempunyai peran yang begitu luas dengan anak-anak kita.
Kalau mereka ulama-ulama terdahulu itu memang betul-betul ulama bukan sekedar mereka itu punya jubah dan imamah saja. Kita pun disana di Hadramaut ketika kita belajar itu ketika mendapatkan ijazah imamah itu berat sekali, sulit sekali karena harus ada amalan yang betul-betul harus anda istiqomahkan sehingga harus anda dapatkan.
Makanya beliau (Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad) mengatakan :
“Didalam diri saya ada 200 ilmu tetapi sayang orang-orang di sekitar saya masih bisa menguasai 100 ilmu saja yang 100 ilmu belum mereka tanyakan didalam ilmu yang sudah saya kuasai”
Bahkan pernah beliau duduk didalam majelisnya dengan murid-muridnya beliau mengatakan ;
“Sebentar lagi akan ada hembusan angin dari sini akan keluar dari sana dan akan lewat sana dan sebentar lagi akan turun hujan”
Dikatakan :
“Habib ini kasyaf”
“Bukan ini bukan kasyaf ini ilmu dipelajari dalam ilmu engkau tidak tahu”
Dalam suatu saat pernah beliau itu ketika duduk didalam majelisnya dirumahnya tiba-tiba datang orang bisa dikatakan mungkin polisinya di kota Tarim tersebut yang mana tiba-tiba datang ke rumah beliau hendak menangkap beliau (Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih) mau diborgol. Sedangkan beliau ini tidak pernah mengajarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari syariat, tidak pernah mengajarkan yang tidak-tidak bahkan tidak pernah mengaku nabi dan lain-lain. Yang beliau ajarkan adalah shalat pelajaran yang penting-penting. Murid-muridnya heran bahkan protes :
“Hai kenapa engkau tangkap ini guru saya”
“Tidak pakai ada pemahaman sekarang saya mau tangkap gurumu untuk dipenjara, tidak ada lagi omongan”
Sedih murid-muridnya melihat gurunya itu ditangkap namanya guru cintanya seorang murid. Tapi betul-betul guru ini karena selalu mengajarkan daripada akhlaqul karimah, selalu mengajarkan daripada pelajaran-pelajaran yang mulia, pelajaran-pelajaran nabi Muhammad saw tentang shalat, tentang puasa, tentang indahnya daripada akhlaqnya sang Nabi, budi pekertinya sang Nabi nggak pernah mengajarkan yang lain-lain nggak pernah. Itu daripada yang mereka hadiri dalam majelisnya Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih. Akhirnya murid-murid setelah selesai penangkapan bermusyawarahlah mereka itu untuk menjenguk daripada gurunya dengan membawakan hidangan untuk paling tidak ada hidangan yang bisa beliau makan di penjara, ketika datang di hadapan gurunya :
“Wahai guru kita ini semuanya penasaran”
“Kenapa”
“Apa yang sudah engkau lakukan kita nggak nyangka koq bisa engkau ini dipenjara, padahal kita lihat didalam setiap harinya engakau tidak pernah mengajarkan yang menyimpang daripada syariat Islam, tidak pernah mengajarkan kecuali ajaran sang Nabi Muhammad saw, kenapa ini apa yang engkau lakukan?”
Apa yang beliau katakana :
“Biarkan saya disini mungkin Allah swt lagi menguji saya disaat ini, mungkin kemarin dulu itu atau ngak kemarin itu saya teringat pembantu saya di rumah itu lupa nggak saya ingatkan untuk shalat maka Allah swt menghukum saya sehingga saya dipenjara”
Padahal kasusnya bukan itu cuma beliau mengakunya seperti gitu, mengaku kenapa? Mengaku bahwasanya kekurangannya beliau untuk mengajak daripada pembantunya untuk shalat khususnya shalat berjamaah lupa diingatkan. Lihat cuma lupa diingatkan saja :
‘ini saya sadar Allah swt menghukum aku biarkan saya terima derita ini” kata beliau. Ada nggak orang seperti ini pak mengaku salah padahal tidak salah. Cuma dia mengaku bahwasanya lupa mengingatkan pembantunya untuk shalat.
Kita mungkin jangankan pembantu kita anak kita pun kadang-kadang kita lupa untuk mengajarkan shalat. Kita mungkin hadir didalam majelis kita mungkin bahkan lupa anak kita saat ini ada dimana mereka, banyak kita yang lupa, naudzubillahimindzalik.
Kita mengaku sangat cinta dengan sang Nabi anak-anak kita pun didalam diri mereka idola mereka bukan sang Nabi orang-orang yang jauh daripada sang Nabi, orang-orang yang tidak shalat, yang mana idola mereka adalah pemain-pemain sinetron dan lain-lain yang kesibukan mereka hanyalah lalai dengan Allah swt. Maka didalam kesempatan yang sangat mulia ini inilah Majelis Rasulullah ini mengajak kita semuanya untuk kita semakin dekat dengan Allah swt bukan untuk istilahnya demo menghancurkan ini dan itu bukan. Supaya kita bisa instropeksi diri bagaimana ibadah kita semakin dekat dengan Allah swt dan mengetahui bagaimana perjuangan nya sang Nabi Muhammad saw.
Kembali ke cerita tadi akhirnya keesokan harinya pejabat-pejabat di kota Tarim itu mendatangi dan menziarahi Al Imam Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih dan meminta maaf bahwasanya ini adalah peristiwa salah tangkap. Maka di waktu itu pun dikeluarkan beliau dari penjaranya. Karena kenapa? Kita ambil pelajaran begitu merasanya dalam hatinya karena mendapat teguran dari Allah swt karena lalai untuk mengajak pembantunya untuk melakukan shalat subuh (berjamaah) di waktu itu. Maka daripada itu mudah-mudahan dengan adanya majelis ini kita semuanya pulang dari majelis ini kita semakin semangat dalam beribadah kepada Allah swt. Kita semakin semangat berkorbanya kita demi Rasulullah saw, kalau kita tidak bisa meniru seperti mereka paling tidak sedikit dari mereka tapi sedikitnya jangan keterlaluan. Sedikitnya bagaimana? Ayo hadir majelis di mana saja yang mana majelis tersebut betul-betul mengajarkan kita untuk selalu kita rajin didalam beribadah kepada Allah swt.
Dan mudah-mudahan dengan berkumpulnya kita di tempat yang penuh barakah ini kita semakin semangat dengan kita beribadah kepada Allah swt.
Mudah-mudahan dengan berkahnya majelis kita yang kita hadiri di malam ini mudah-mudahan anak kita menjadi anak-anak yang soleh insyaallah.
Mudah-mudahan kita dengan hadirnya kita didalam majelis yang mulia ini mudah-mudahan hajat kita, hajat dunia kita selalu dikabulkan oleh Allah swt, hajat akherat kita mendapat ampunan dari Allah swt. Saya ajak semuanya ayo dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir dengan Allah swt memanggil dengan kalimat ya Allah..ya Allah ayo sama-sama jangan pelit-pelit ketika kita berdzikir keraskan suaramu dengan Allah swt, panggil Allah swt.
Ayo kita sama-sama berdzikir dengan menyebut Allah swt dengan keras, angkat tanganmu kehadirat Allah swt, pejamkan matamu seolah-olah kita meminta dan pasti doa kita akan didengar oleh Allah swt dan hajat kita insyaallah dan kita yakin pasti akan dikabulkan oleh Allah swt. Ayo sama-sama kita angkat tangan kita dan kita keraskan daripada suara kita dengan menyebut ya Allah..ya Allah secara bersama-sama.
Faqulu jami’an ya Allah..ya Allah..ya Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar