Sabtu, 24 Januari 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus Safari Dakwah Kediaman Bapak Mulyani Desa Kluwut, Wonorejo - Pasuruan, Sabtu 17 Januari 2015


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..








Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kepada kita segala kenikmatanNya hingga kita berkumpul disalah satu tempat yang disebutkan nama baginda nabi kita Muhammad saw.
Mudah-mudahan dengan kita hadirnya di majelis ini kita menjadi hamba-hamba atau manusia-manusia yang selalu diberikan rasa cinta kita terhadap baginda nabi kita Muhammad saw.
Hadirin dan hadirat tamu-tamu baginda nabi kita Muhammad saw yang mudah-mudahan selalu muliakan oleh Allah swt khususnya yang tinggal di desa Kluwut ini semuanya adalah taufik dari Allah swt. Jikalau manusia tersebut sudah diberikan taufik oleh Allah swt maka hamba tersebut selalu digiring oleh Allah swt untuk selalu menjalankan daripada ibadah yang sudah diwajibkan oleh Allah swt. Apalagi sebentar lagi kita akan berpisah daripada bulan Rabiulawwal bulannya baginda nabi kita Muhammad saw mudah-mudahan dengan berpisahnya kita dengan bulan Rabiulawwal tersebut semangat kita untuk mengadakan acara seperti ini untuk memperingati daripada hari lahirnya Rasulullah saw itu tidak dkhususkan hanya di bulan maulid saja. Bahkan kita dianjurkan setiap hari, setiap waktupun kita senang dengan acara-acara yang selalu membuat diri kita semakin cinta kepada Rasulullah saw.
Maka sedikit saya akan menterjemahkan daripada pembacaan maulid yang telah kita baca tadi dan mudah-mudahan akan banyak manfaatnya bagi mereka yang menerima nasehat tersebut. Kita ini diperingatkan oleh Allah swt untuk saling menasehati, untuk saling mengingatkan diantara kita satu sama yang lain.
“ingatkanlah karena dengan peringatan tersebut akan membuat manfaat tersendiri khusus kepada orang yang mukmin tersebut”
Harus saling mengingatkan, kata Rasulullah saw :
“addin (agama) itu adalah nasehat”
Orang tua menasehati kepada anaknya, anaknya pun juga mengingatkan kepada orang tuanya. Begitupun kita sebagai orang muslim pun juga saling mengingatkan satu sama yang lain diantara kita sehingga terjalin selalu kekuatan daripada orang-orang muslimin dengan orang-orang muslimah yang lain, satu sama yang lain.
Maka disini untuk mudah-mudahan selalu menambah kecintaan kita terhadap Rasulullah saw, disini saya akan menterjemahkan dengan kemampuan saya yang saya mengerti daripada pembacaan maulid yang kita baca tadi.
Katanya orang desa mana tadi pak? Kluwut tadi “tak kenal maka tak sayang” jadi kita ini harus pengamalan dulu kita kepada siapa? Kepada Rasulullah saw dengan kita tahu daripada sejarah-sejarah biografi darpada baginda nabi kita Muhammad saw. Jangan yang kita tahu hanya biografi atau sejarah orang-orang yang benci terhadap Rasulullah saw.
Makanya orang yang anti maulid, orang yang anti tahlil itu kadang-kadang mentertawakan kita alias di “gudoni” (diledek) kata orang jawa. Ditertawakan kita karena kenapa? Kita ini kadang-kadang membaca maulid tapi tidak membekas dalam diri kita, cinta kita semakin sirna tambah jauh dari baginda nabi kita Muhammad saw. Dan kita keluar daripada majelis ini yang kita inginkan cinta kita bagaimana supaya bertambah terhadap Rasulullah saw. Sehingga bahkan telinga-telinga mereka yang betul-betul mendengarkan cerita Rasulullah dengan betul-betul kerinduan (as-syauq), bahkan disini dikatakan :
“Ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa…”
“[KepadaNya dengan izin Nya, dan sungguh Beliau (saw) telah menyeru kami. Kami datang kepadamu wahai yang telah menunjuki kami ke jalan yang benar (kami mendatangi panggilanmu wahai Nabi saw), dan yang telah menyeru kami dengan lemah lembut dan bahasa indah]”
Yang mana kita ini diberikan izin oleh Allah swt telinga kita untuk mendengarkan daripada sejarahnya sang Nabi, sejarahnya sang Rasul dan bagi mereka yang sudah diizinkan telinganya untuk mendengarkan daripada syamail Rasul daripada ceritanya Rasulullah saw maka dia akan menyambut :
“labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa”
“[Kami datang kepadamu wahai yang telah menunjuki kami ke jalan yang benar (kami mendatangi panggilanmu wahai Nabi saw), dan yang telah menyeru kami dengan lemah lembut dan bahasa indah]”
Panggilan yang begitu istimewa jikalau anda dipanggil dengan anda menyebut “labbaika, labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa” yaitu kepada nabi kita Muhammad saw biarpun tempatnya jauh karena rindu, “labbaika” kita sambut, siapa yang kita sambut? Yaitu Rasulullah saw, shallu’alannabi Muhammad!
Menyambut apa? menyambut panggilan cinta kita terhadap Rasulullah saw. Jarak tidak mengenal, hujan lanjut, demi siapa? Demi Rasulullah saw.
Hingga Allah pun selalu memuliakan Rasulullah, sampai Allah swt pun telah bershalawat kepada baginda nabi kita Muhammad saw :
“Shollalla’alaikallohu baariukalladzi bikaya musyafa’u khoshonna wahabanaa”
“[Limpahan shalawat padamu dari Allah yang telah menciptakanmu, yang denganmu wahai pembawa syafa’at telah membuat kami terpilih dan terkasihi]” 
Yang telah dikhususkan oleh Allah swt, Allah swt itu telah bershalawat kepada Rasulullah saw maka dikatakan ulama bahwasanya shalawat itu terbagi menjadi 3 bagian :
Bagian pertama kalau didalamnya haqNya Allah,
Bagian ke dua didalam haqnya manusia,
Bagian ke tiga didalam haqnya malaikat.
Definisinya sendiri-sendiri dan beda-beda.

Kalau didalam haqNya Allah swt apa definisi jikalau Allah swt itu bershalawat kepada baginda nabi kita Muhammad saw? Rahmatanlahu, karena Allah swt memberikan rahmat kepada Rasulullah saw. Kalau sudah Allah swt memberikan rahmat kepada baginda nabi kita Muhammad saw maka Allah swt pasti akan memuliakan Rasulullah saw karena sudah terbuka daripada pintu rahmatNya Allah swt, Rahmatanlahu. Pertanyaanya apakah boleh Allah swt bershalawat kepada Rasulullah saw? boleh saja. Bahkan didalam firman Nya sebelum Allah swt menyuruh kepada manusia untuk bershalawat, Allah swt telah memulainya sendiri :
“"Innallaha wa malaikatahu yusholluna 'alan nabi"
“Yusholluna 'alan nabi” ini adalah fi’il mudharib, maksud daripada fi’il mudharib itu telah dikerjakan, atau makna yang ke dua sampai didetik ini pun Allah swt masih mengerjakan shalawat terhadap Rasulullah saw. Jadi bukan didefinisikan “innallaha shalla’ala Muhammadin” tidak, bahkan dikatakan "Innallaha wa malaikatahu yusholluna 'alan nabi". Jadi fi’il mudharib itu pengertianya sudah dikerjakan atau disaat sekarang masih dikerjakan.
Kemudian Allah swt mengatakan :
“Ya ayyuhalladziina amanu shollu 'alaihi wa salamu taslima"
“[wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah engkau dan mengucapkan salamlah engkau kepada Rasulullah saw]”
Pernah diriwayatkan didalam salah satu riwayat ada salah satu sahabat yang bernama Abu Ayyub Al Anshari. Yang mana Abu Ayyub Al Anshari ini adalah termasuk sahabat yang sangat mengidolakan Rasulullah, salah satu sahabat yang cintanya hanya kepada Rasulullah, tidak ada manusia yang lain kecuali Rasulullah yang dicintainya. Hingga cintanya pun melebihi daripada cintanya dia kepada istrinya, melebihi cintanya dia kepada anaknya, melebihi cintanya dengan hartanya, apapun yang dia lakukan harus Rasulullah sudah lakukan. Sulit menjadi orang seperti gitu, itu hanyalah orang-orang yang mendapat peringkat yang begitu khusus terhadap Rasulullah saw. Jadi orang yang mengatakan cinta, sayang itu mudah, gampang. Tapi pengorbananya sangat sulit sekali bilang cinta, cinta, cinta tapi nggak ada pengorbanan, itu bukan cinta namanya. Itu namanya dusta didalam cintanya, bohong didalam mengikrarkan cintanya kepada nabi Muhammad saw. Dipikirkan itu oleh Abu Ayyub Al Anshari itu bagaimana ini Rasulullah, bagaimana itu dipikirkan dari A sampai Z karena kenapa? Sangat cinta terhadap Rasulullah saw.
Kita pun berkumpul disini karena kenapa? Tidak ada misi yang lain kecuali cinta kita terhadap Rasulullah saw.
Apa yang kita punya? apa yang kita banggakan? Amalan-amalan kita kadang-kadang dilakukan kadang-kadang tidak. Ya paling tidak kata orang jawa kita ini ‘nggandol wae’ ibaratnya nebeng kata orang Jakarta, enak. Apalagi ‘nggandolnya’ itu, nebengnya itu sama baginda nabi kita Muhammad saw. Tetapi didalam babnya nebeng itu ada adabnya, kalau sampean nebeng orang naik motor ditunggu jam 5 harus datang, tapi anda datangnya jam 7 berarti ini adabnya tidak sejalan dengan adabnya nebeng.
Siapapun yang mau nebeng terhadap Rasulullah, ibaratnya sekarang ini majelis kita ini nebeng dengan Rasulullah saw yang mana insyaallah jikalau kita mengikuti atau ikut dengan Rasulullah, ikut kendaraanya Rasulullah saw akan mudah jalan kita. Nah kita ini ibaratnya RT nya Rasulullah, jadi RT nya Rasulullah itu enak biarpun anda nggak digaji, kita tidak menerima imbalan tapi imbalan kita apa? paling tidak bisa ikut didalam benderanya Rasulullah saw.
Maka Abu Ayyub Al Anshari ini saking cintanya kepada Rasulullah setelah meninggalnya Rasulullah datang ke kuburanya Rasulullah saw, sowan ke kuburanya Rasulullah saw. Makanya kita ini juga dianjurkan untuk selalu sowan ke kuburan orang tua kita. Jangan dilupakan jikalau orang tuanya sudah meninggal, kakek kita, nenek kita. Jangan ada orang sowan ke wali ini ke wali itu, ke wali songo, ke wali pitu tapi orang tuanya nggak pernah disowani, percuma! padahal orang tuanya itu menjabat 70 wali didalam kewalian. Makanya banyak orang-orang di zaman sekarang ini salah paham dengan dia memperbanyak ziarah ke makamnya orang-orang soleh tetapi keluarganya tidak pernah diziarahi apalagi punya orang tua, ibunya kemudian bapaknya dan lain-lain. Ada dalam hadist nabi kita Muhammad saw yang artinya jikalau ada anak durhaka (di masa hidupnya) dengan kedua orang tuanya (berkata dengan perkataan yang tidak pantas, berlaku dengan perlakuan yang tidak sopan) kemudian dia berziarah ke makam orang tua tersebut, apa kata Rasulullah saw :
“maka anak tersebut akan ditulis oleh Allah menjadi anak yang berbakti dengan kedua orang tuanya”
Berkat apa? berkat berziarah dan mendoakan kedua orang tuanya. Kembali lagi ini Abu Ayyub Al Anshari setiap harinya berziarah ke makamnya Rasulullah saw kalau seandainya dia berziarah ke makamnya Rasulullah saw itu teringat memorinya dia bersama Rasulullah saw meneteskan air mata karena dia selalu mencintai baginda nabi kita Muhammad saw hingga debu-debu makamnya Rasulullah saw itu diciumi oleh beliau. Hingga ada sahabat yang melihat perilaku yang dilakukan oleh beliau hingga mengatakan :
“apa yang engkau lakukan wahai Abu Ayyub”
Maka Abu Ayyub Al Anshari mengatakan :
“sesungguhnya saya mencium tanah ini dan saya mencium daripada debu ini tidak ada dalam diri saya kecuali saya cinta terhadap Rasulullah saw”

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt maka itu manfaatnya Allah swt memberikan shalawat kepada Rasulullah saw sebagai rahmatNya kepada Rasulullah saw sehingga Allah mau nggak mau tetap mengidolakan Rasulullah, mau nggak mau selalu memuji Rasulullah, anda terima apa tidak Allah telah memuji Rasulullah saw.
Diperkataan yang lain (dalam maulid addhiyaullami) beliau Al Habib Umar bin Hafidz bersumpah :
“wallaahima dzukiral habibuladalmuhibba illawaadha waalihaanasywanaa”
“[saya bersumpah jikalau didalam suatu majelis itu disebutkan nama habib (Rasulullah saw) kecuali insyaallah mereka yang mendengarkanya betul-betul akan timbul dalam dirinya itu rasa cinta dan rasa berkorban demi Rasulullah saw”
Jikalau kita menghadiri majelis tetapi rasa cinta kita semakin berkurang, pengorbanan kita semakin berkurang, anda instropeksi diri anda ada apa dengan anda. Pasti disitu ada penyakit-penyakit yang mana menjauhkan diri anda kepada Rasulullah saw.
Kemudian dilanjutkan lagi (didalam maulid adhiyaullami) :
“ainalmuhibbunalladzina’alaihimu badzlunnufusi ma’annafaaisihanaa”
“[dimanakah para pecinta (muhibin) yang mereka itu rela berkorban dengan nyawa dan meremehkan hal-hal yang berharga (yang bersifat duniawi)]”
Kalau sudah orang mengatakan cinta dia itu pasti berani berkorban tenaganya mau, hartanya mau, pikiranya mau semuanya mau demi siapa? Demi baginda nabi kita Muhammad saw, itu muhibin betul-betul namanya.
Pernah ada ulama di Hadramaut itu namanya syekh Hariri, syech Hariri ini bahkan setiap harinya selalu bertemu dengan Rasulullah langsung nggak pakai hijab dan nggak pakai mimpi langsung ketemu dengan Rasulullah saw. Satu amalanya beliau yang mulia yaitu beliau itu muhibin (betul-betul cinta) kepada anak cucunya Rasulullah saw. Biarpun anak cucunya Rasulullah ini kecil kalau sudah menyambut beliau ini merangkak dicium tanganya, dicium keningnya amalanya cuma itu (tentu saja sambil shalatnya diperbaiki, kalau ada orang muhibin tetapi nggak shalat bukan muhibin itu namanya) hingga setiap harinya, setiap waktunya selalu berjumpa dengan Rasulullah saw. Wajahnya bersinar karena betul-betul cinta dengan dzuriyatul Rasul saw, begitu jikalau kita betul-betul cinta dengan Rasulullah saw.
Seberapa besar yang sudah kita korbankan kepada Rasulullah, seberapa besar dibanding dengan sahabat-sahabat Rasulullah dengan para Tabiin, dengan para orang-orang Soleh yang dari segi ibadahnya, segi amalannya, segi sodaqohnya, segi pengorbanannya kepada Rasulullah saw kita jauh seperti langit dan bumi hingga paling tidak kita mendukung dengan majelis-mejelis yang mendekatkan diri kita kepada Rasulullah saw.
Mudah-mudahan ada manfaatnya, mudah-mudahan kita yang hadir di malam ini mudah-mudahan kita termasuk katagori orang-orang yang betul-betul cinta kepada Rasulullah saw. Dan mudah-mudahan kita yang hadir dan dimanapun kita berada mudah-mudahan hajat kita selalu dikabulkan oleh Allah swt. Mudah-mudahan kita selalu berkorban demi baginda nabi kita Muhammad saw. Mudah-mudahan di malam ini pun kita disambut didalam mimpi kita bersama Rasulullah saw.
Ya Allah ya rahman ya rahiim ya dzaljalali wal ikram, ya Allah muliakan malam ini ya Allah sehingga malam ini pun sebagai saksi perkumpulan ini bahwasanya kami semuanya telah cinta terhadap Rasulullah saw dan kami pun semuanya telah berkorban demi baginda nabi kita Muhammad saw.
Ya rahman ya rahiim ya dzaljalali wal ikram, ya Allah muliakanlah kepada mereka semua yang hadir disaat ini wahai Allah, mereka pun yang membuat acara disaat ini wahai Allah mudah-mudahan semua hajatnya dikabulkan wahai Allah.
Ya rahman ya rahiim ya dzaljalali wal ikram, jikalau ada dari keluarga kita ada yang sakit sembuhkan dari penyakitnya ya Allah.
Ya rahman ya rahiim ya dzaljalali wal ikram birahmatika ya arhamarrahimin, jikalau ada dari keluarga kita yang sudah meninggalkan kami ya Allah luaskan kuburan mereka ya Allah.
Walhamdulillahirabil’alamiin al fatihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar