Jumat, 02 Januari 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus - Peringatan Nuzulul Qur’an dan Ahlul Badr - Masjid Nurul Hidayah - Dupak Bangunrejo - Surabaya, Senin 14 Juli 2014


Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Yang sama sama kita muliakan para Habaib, para ‘Alim ulama, para Kyai yang senantiasa hadir di kesempatan yang sangat mulia ini mudah-mudahan kita semuanya selalu mencintai Nabi Muhammad saw dan kita senantiasa menghidupkan daripada syariat-syariat Rasulullah saw dan mudah-mudahan dikesempatan yang indah ini di malam yang istimewa ini kita dilihat oleh Allah swt menjadi hamba-hamba yang senantiasa melakukan daripada syariat-syariat Allah swt..Amiin3x ya rabbal’alamiin.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa mengumpulkan kita di dalam kemuliaanNya di malam yang sangat agung ini, di malam yang sangat mulia ini yang mana Allah swt mengizinkan kepada orang-orang muslimin untuk menjadi manusia-manusia yang begitu mulia, mengizinkan kepada pasukan-pasukan Allah, pasukan 313, pasukan  yang sangat suci, pasukan yang mencintai Allah dan dicintai Allah, pasukan yang mencintai Nabi Muhammad dan dicintai Nabi Muhammad, pasukan yang tidak ada dalam dirinya rasa dengki, pasukan yang tidak ada dalam dirinya rasa  sombong, pasukan yang tidak ada didalam dirinya rasa hasut, pasukan yang tidak ada didalam dirinya membedakan satu sama yang lain, disatukanlah oleh Allah swt. Dan Nabi kita Muhammad saw melalui daripada kaum Anshar dan kaum Muhajirin yang mana mereka semuanya sangat mencintai baginda Nabi kita Muhammad saw, dan mudah-mudahan kita di malam hari ini tergolong menjadi manusia-manusia yang selalu mencintai baginda Nabi kita Muhammad saw.

Bahkan didalam sejarah di tulis dalam kitab “Shiratun Nabawy”, dalam kitab “Sirah Ibnu Hisyam” bahwasanya tragedi atau sejarah Ahlul Badr ialah sejarah yang tidak terlupakan didalam Islam, sejarah yang dicatat didalam sejarah, sejarah yang ditulis didalam tarikh-tarikh Islam sehingga dengan adanya bahkan perang pertama kali yang dilakukan oleh orang muslimin melalui daripada perang Ahlul Badr ialah termunculah daripada Nurullah, termunculah daripada cahaya-cahaya Allah swt, bahkan mengalahkan yang jumlahnya tiga kali lipat daripada 313 karena dengan tekat karena Allah, karena niat karena Allah, karena mereka karena Allah, karena tidak membunuh kecuali karena Allah bukan hawa nafsu. Dan itulah maksud daripada jihad, bukan seperti jihad yang dipahami oleh orang-orang sekarang, jihad keluar ke Negara Palestine, ke Gaza langsung perang itu bukan maksud daripada jihad.
Kita harus memahami arti daripada jihad tersebut, memang sekarang kita mendengar daripada tragedi Gaza, tragedi Palestine yang sangat menyedihkan. Kita pasti sebagai orang muslimin pasti ada yang namanya penyesalan. Bahan dikatakan oleh Nabi kita Muhammad saw :
“Seseorang yang tidak punya rasa dan tidak mempunyai rasa perduli kepada orang-orang muslim maka bukan termasuk daripada golongan orang muslimin”.
Tetapi bukanya kita lantas kita langsung keluar tidak izin dengan orang tua, bahkan meneledorkan daripada syariat Allah keluar Gaza keluar Palestine dikatakan jihad, bukan namanya jihad itu.

Bahkan Rasulullah saw ketika selesai daripada perang Badar, bahkan ketika Rasulullah selesai dari perang-perang yang lain Rasulullah saw selalu mengatakan kepada sahabat-sahabatnya :
“Kami pulang dari jihad yang kecil menuju jihad yang paling besar”.
Para sahabat bertanya : “Apakah ada jihad yang begitu besar daripada jihad ini ?”
“Na’am” kata Rasulullah, “ada jihadun nufus” kata Rasulullah saw yaitu jihad daripada melawan hawa nafsu kita.
Jikalau kita masih teledor dengan shalat, Jikalau kita masih teledor dengan hawa nafsu, jikalau kita masih teledor daripada puasa, kemudian kita langsung keluar ke Palestine ke Gaza kemudian kita perang apakah dikatakan jihad?  Bukan dikatakan jihad hal tersebut.
Tetapi melalui daripada doa kita kepada orang-orang Palestine kepada orang-orang Gaza yang keluarganya ditindas oleh kaum-kaum yang mana tidak beriman kepada Allah swt, mereka yang melanggar aturan-aturan Allah swt maka itu semuanya bukan asli jihad.
Bahkan didalam riwayat dikatakan didalam kitab Shirah ibnu Hisyam, adanya daripada permulaan daripada perang Badar itu yang mana sudah dialami oleh kaum Muhajirin dan Anshar disitu diceritakan, ketika tertindas kaum Muhajirin, rumahnya dibakar, hartanya diambil, anaknya dibunuh, istrinya dibunuh. Itu Sayyidina Hamzah Radiyallahuta’alanhu dapat berhadapan Nabi Muhammad saw kejadian tersebut setelah Rasulullah saw hijrah ke Madinah. Sambil menghadap kepada Rasulullah saw dengan penuh adab, dengan penuh rasa sopan sambil mengatakan Sayyidina Hamzah kepada Nabi kita Muhammad saw :
“Ayo perang wahai Rasululllah, kita lihat itu orang-orang yang tinggal di Makkah itu orang-orang muslimin yang mencintaimu ditindas”
Diam Rasulullah saw tidak menanggapi daripada permintaan yang diminta oleh Sayyidina Hamzah. Kemudian lagi, sampai Sayyidina Hamzah itu dalam riwayat berlutut meminta begitu memaksa kepada Nabi Muhammad saw untuk melaksanakan perang daripada perang Badar tersebut. Tetapi Nabi kita Muhammad saw masih terdiam tidak menanggapi, belum ada perintah dari Allah, belum ada wahyu daripada Allah swt yang menyuruh kepada Nabi kita Muhammad saw dengan adanya perang.
Padahal sudah dibantai, wanita-wanita sudah dibunuh, anak-anak kecil sudah dibunuh harta mereka sudah dirampas, rumah-rumah dibakar tetapi belum ada daripada apa..? belum ada perintah daripada Allah swt untuk melaksanakan daripada perang Badar tersebut. Terdiam Nabi kita Muhammad saw, bahkan Sayyidina Hamzah begitu malunya sedikit memaksa kepada Rasulullah saw sambil mengatakan rasa maaf kepada Rasulullah :
“Wahai Rasul, wahai keponakanku yang begitu aku cintai, wahai Muhammad saw, maaf jikalau ada dari saya perkataan yang tidak pantas sehingga permintaan saya sedikit memaksa daripada ini semuanya”. Bahkan Sayidina Hamzah mengatakan kepada Rasulullah : “Wahai Rasul, wahai Muhammad sesungguhnya saya tidak tahan melihat orang-orang muslimin tertindas disana, saya tidak tahan melihat rumah-rumah mereka dibakar oleh abu jahal dan abu lahab. Padaha abu jahal dan abu lahab adalah pamanya Nabi kita Muhammad saw. Terdiam Rasulullah saw sampai Rasulullah saw mengangkat daripada badan Sayyidina Hamzah kemudian dipeluk oleh Rasulullah saw “Belum saya dapat perintah dari Allah untuk melaksanakan perintah ini yaitu perang” katanya Rasulullah saw. Kemudian Sayyidina Hamzah meninggalkan daripada rumahnya Nabi kita Muhammad saw.

Meringkas daripada itu semuanya terjadi dimalam 17 bulan Ramadhan datanglah perintah daripada Allah swt untuk melaksanakan daripada perang Badr, jadi didalam perang itu ada namanya “Rosuah” ada namanya “sariyah” kalau Rosuah  itu adalah peperangan yang dihadiri oleh Rasulullah saw, kalau sariyah adalah peperangan yang tidak dihadiri oleh Nabi kita Muhammad saw.
Tetapi peperangan yang sangat dahsyat, peperangan yang sangat menunjang keberhasilan dakwahnya Rasulullah, menunjang daripada keberhasilan dakwahnya Islam adalah perang Badr. Karena kenapa..? karena didalam Badr itu terdiri dari orang-orang Islam hanya 313, musuhnya sekitar 2000 bahkan 3000 lebih.
Makanya itu jadi dengan jumlah yang sedikit tidak mengalahkan jumlah yang banyak, dan mudah-mudahan majelis ini semakin banyak insyaallah, mungkin sebagianya jamaah ada yang nggak bisa hadir tadi ada yang minta maaf dengan saya ada yang mengirim pesanya tidak bisa hadir dikesempatan yang sangat mulia ini. Tetapi kita kita menginginkan niat-niat yang suci, kemauan-kemauan yang suci begitupun kita seperti kita mendapat daripada bagian yang dialami  oleh orang-orang dan sahabat-sahabat yang hadir dipeperangan Ahlul badr. Contohnya halnya siapa..? contohnya Bilal Bin Rabbah salah satu pejuang Ahlul Badr yang sangat mulia dulunya budak, dulunya ditindas, begitu cinta dengan Rasulullah saw apakah Bilal masih dianggap menjadi budak..? tidak. Apakah Bilal menjadi hamba yang begitu diremehkan..? tidak. Karena sudah mencintai Nabi kita Muhammad saw itu Bilal menjadi mulia, itu Bilal menjadi semakin pesat derajatnya kehadapan Allah swt, dan begitupun mereka-mereka. Ini tidak dikhususkan oleh sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw. Tidak dikhususkan kepada para wali, biarpun kitapun pemuda-pemuda yang berkumpul disaat ini atau berkumpul ditempat-tempat yang lain yang begitu mulia jikalau hatinya karena Allah, beribadah karena Allah, hadir majelis karena Allah, tidak mencintai orang kecuali karena Allah, tidak mengidolakan orang kecuali karena Allah, maka sampai niatnya semuanya karena Allah swt.
Tetapi jikalau ada kejanggalan cinta kepada ulama yang satu tetapi meremehkan kepada ulama yang lain, cinta kepada Habaib yang satu tetapi meremehkan dengan Habaib yang lain, tetapi terdapat didalam dirinya salah satu penyakit yaitu penyakit hati, yang mana harus diperiksa harus disembuhkan dengan apa..? dengan dia senantiasa mendekati ulama, dengan dia senantiasa membaca Al Qur’an, dengan senantiasa dia membaca shalawat kepada baginda Nabi kita Muhammad saw.
Jadi misinya Rasulullah saw dengan adanya perang Badr itu semuanya dikumpulkan oleh Rasulullah saw sebelum adanya perintah perang Badr oleh Allah swt, dikumpulkan oleh Nabi kita Muhammad saw satukan niatmu jangan ada perbedaan, ini dari kaum Muhajirin, ini dari kaum Anshar. Ini dari daerah ini, ini dari daerah itu, semuanya sama, semuanya misinya yang mana hanya karena Allah swt.
Contoh halnya Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah pejuang besar, pejuang yang mana jikalau sudah mengeluarkan pedangnya membunuhnya hanya karena Allah, bukan karena hawa nafsu.
Pernah Sayyidina Ali kw itu ketika akan membunuh daripada lawanya, ketika akan dibunuh Sayyidina Ali kw diludahi oleh musuhnya itu. Ketika diludahi disaat itu ditinggalkan oleh Sayyidina Ali. Ditanya oleh musuhnya : “Wahai Ali kenapa engkau tidak membunuhku”. “Kalau seandainya tadi saya akan membunuh engkau karena Allah, sebab dalam diri saya timbul daripada hawa nafsu saya dan amarah saya untuk membunuh engkau dengan hawa nafsu saya maka dari itu lebih baik saya tinggalkan anda”.
Lihat pejuang karena apa..? karena Allah swt. Itulah pejuang Ahlu Badr itulah orang-orang yang dimuliakan oleh Allah swt.

Kemudian kita harus mengerti apa daripada pengertian daripada Badr itu, Badr itu adalah salah satu tempat yang mana tempat pertemuanya daripada orang-orang Islam dan orang-orang musyrikin yang mana tragedinya di sana.
Kemudian setelah pagi harinya Rasulullah saw mengumpulkan para sahabatnya, seraya Rasulullah saw mewanti-wanti kepada para sahabatnya untuk tidak membunuh kecuali karena Allah, “jangan bunuh kecuali karena Allah, jangan engkau siksa kecuali karena Allah, jangan sakiti anak kecil, jangan engkau buat anarkhis. Padahal menyatakan perang ditengah-tengah perang tidak anarkhis Rasulullah, itulah ajaran Nabi kita Muhammad saw. Yang selalu mengajarkan yang namanya kelembutan, yang selalu mengajarkan pelajaran-pelajaran yang baik.
Marilah kita dikesempatan yang mulia ini kita berdzikir kehadirat Allah swt seraya melafadzkan kalimat Ya Allah..Ya Allah kita pikirkan daripada dosa-dosa kita, kesalahan-kesalahan kita terhadap Allah swt. Satu kalimat yang anda keluarkan dengan perkataan dengan hati yang begitu ikhlas ketika menyebut Ya Allah itu lebih mulia, lebih indah, lebih dahsyat dari kenikmatan yang anda peroleh dikesempatan yang sangat mulia ini di dalam dunia ini. Marilah kita berdzikir bersama-sama…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar