Jumat, 02 Januari 2015

Tausiyah Al Habib Abdurrahman bin Ali Mansyur bin Hafidz

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Alhamdulillah beliau tamu kita Al Habib Abdurrahman bin Ali Mansyur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz memulai tausiyahnya pertama-tama bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan kepada kita taufik, yang telah memberikan kepada kita hidayah, dan menggerakkan kita semuanya untuk berkumpul di majelis yang mulia ini, majelis yang didalamya kita akan terikat dengan Baginda Rasulullah saw. Di majelis seperti ini terlebih-lebih namanya Majelis Rasulullah saw, tempat duduknya Rasulullah saw. Ini adalah suatu kemuliaan dari Allah swt, apabila Allah menginginkan kepada hambaNya untuk memperoleh kebaikan maka dia akan diberi taufik oleh Allah, akan diberi kekuatan oleh Allah diberi kegemaran dan kesenangan untuk hadir pada majelis-majelis yang seperti ini. Sebagaimana didalam doa banyak para kaum shalihin meminta kepada Allah swt :
“Ya Allah yang maha memberi taufik kepada orang yang membuat kebaikan dan membantu mereka, berikan kami taufik untuk selalu mendapatkan kebaikan dan bantulah kami ya Allah”.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikut-pengikut setianya.

Kita semua berkumpul di tempat yang penuh berkah ini, dari tadi kita dengarkan syamail sifat-sifat mulia Baginda Rasulullah saw, dibacakan shalawat salam kepada Nabi besar Muhammad saw, dibacakan qosidah-qosidah yang isinya tidak lain adalah pujian kepada Allah swt, pujian kepada Baginda Rasulullah saw, isinya doa-doa yang sangat agung, terlebih-lebih di majelis ini dihadiri oleh masyaallah kaum shalihin, dihadiri oleh para habaib dan diantaranya dihadiri oleh Al Habib Husein bin Abdullah Assegaff, dihadiri juga oleh banyak sekali habaib yang kata beliau saya baru saja datang dari rumah beliau dari Gresik. Tadi sore kita bersama beliau ziarah ke Habib Abubakar dan shalat magrib bersama tetapi lalu kita datang ke sini dan beliau ternyata hadir lebih dahuluan. Mudah-mudahan kita semua mendapatkan barakahnya dan barakahnya semua para habaib yang ada di tempat ini. Dan juga kami mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepada saudara kami Al Habib Idrus Alaydrus yang telah berusaha untuk menghidupkan Majelis Rasulullah saw ini mudah-mudahan perjuangan beliau, mudah-mudahan usaha beliau dibalas oleh Allah swt dengan sebaik-baiknya balasan. 
Juga kita tidak lupa kepada perintis Majelis Rasulullah saw almarhum Almaghfurlah Al Habib Munzir Al Musawwa mudah-mudahan Allah mengangkat derajatnya dengan begitu tinggi..Amiin ya rabbal’alamiin. Dan mudah-mudahan Allah memperbanyak orang-orang yang akan bergabung dengan Rasulullah saw, Allah akan memperbanyak orang-orang yang memiliki mahabah kecintaan dan ikatan yang tulus dengan Rasulullah saw. Karena itu saya juga melihat ada dari TNI, dari POLRI yang hadir di sini masyaallah ini suatu nikmat dari Allah, kalau bukan taufik dari Allah yang menggerakkan kaki kalian, yang menggerakkan hati kalian untuk hadir ke tempat seperti ini maka kalian tidak akan hadir, tetapi ini pertolongan dari Allah swt mudah-mudahan sebagaimana Allah hadirkan kita di tempat ini semoga Allah swt mengikatkan kita menjadikan kita kekasih-kekasihnya Rasulullah saw.

Kita semua di bulan yang agung ini bulan kelahiran Rasulullah saw, orang yang memiliki iman pasti bulan ini memiliki kedudukan yang spesial bagi kaum mukminin. Tidak seperti bulan-bulan yang lainya yang di dalamnya tidak ada keistimewaan-keistimewaanya, bagi mereka yang betul-betul beriman ini bulan yang istimewa yang betul-betul memiliki ikatan dan hubungan dengan Baginda Rasulullah saw. Karena apa..? darimana kita memperoleh kebaikan, darimana kita kenal Allah, darimana kita beribadah kalau bukan dengan lahirnya junjungan kita Baginda Rasulullah saw. Seluruh kebaikan yang kita peroleh itu berkat daripada Nabi besar Muhammad saw. Karena itu sekali lagi bulan kelahiran Rasulullah bagi orang-orang yang beriman memiliki kedudukan yang sangat khusus mereka pasti akan berbahagia. Sebagaimana diungkapkan oleh sohibul maulid Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsy:
“Alangkah bahagianya hatiku apabila bulan Rabiul awwal telah tiba sungguh tidak ada bulan yang lebih mulia daripada bulan ini. Ini hari rayanya orang-orang yang beriman kepada Allah swt yang memiliki kecintaan yang sungguh-sungguh kepada Baginda Rasulullah saw”.
Sebagaimana juga diucapkan oleh Baginda Rasulullah saw:
“Aku ini adalah buah doa daripada ayahku Nabiyullah Ibrahim, aku adalah bisarah daripada Nabiyullah Isa, dan aku adalah mimpi daripada Ibuku yang mana ketika aku dilahirkan ke dunia ini telah terbit bersamaku cahaya sehingga Ibuku melihat istana-istana yang berada di negeri Syam berkat cahaya Rasulullah saw. Ini bulan terbitnya cahaya bulan yang penuh keagungan bulan Baginda Rasulullah saw.
Sebagaimana firman Allah swt:
“Telah datang kepada kalian cahaya yaitu Nabi besar Muhammad saw”.
Karena itu hendaklah kita memanfaatkan dan kita mengambil bagian yang banyak dari cahaya Baginda Nabi besar Muhammad saw.

Kalau kita ingin mencari cahaya, cahaya tidak akan datang kecuali dari orang-orang yang bercahaya. Nur cahaya itu tidak akan kita peroleh kecuali dari sumbernya yaitu Nabi Muhammad saw. Karena itu ada shalawat yang pernah diucapkan oleh Sayyidil Habib Umar beliau mengatakan:
“Ya Allah yang maha cahaya berilah shalawat kepada hamba-Mu yang bercahaya dan cahayanilah aku dengan cahayanya Nabi Muhammad saw”.
Dan majelis-majelis dzikir seperti ini, majelis taklim, majelis yang seperti ini adalah bagian daripada cahayanya Nabi besar Muhammad saw. Di sini tempatnya kita mencari cahayanya Rasulullah saw. Sebagaimana Allah menerangkan tentang orang-orang yang bersujud: 
“Simahum fii Wujuhihim Min Atsaris Sujud”.
Apa yang dimaksud tanda ada di wajah mereka, itu adalah Nur. Tanda pada orang yang selalu bersujud dia akan memperoleh nur cahaya daripada Allah swt. Karena itu kita bersyukur kepada Allah swt kita dihadirkan, diberi taufik untuk datang ke tempat ini.
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami pasti Kami akan memberikan kepada dia petunjuk tentang jalan Kami”. 
“wainnallaha lama'al muhsinin” Dan sesungguhnya Allah akan bersama orang-orang yang selalu berbuat kebaikan. 
Di dalam kalimat “lama'al muhsinin” ada 2 makna diterangkan oleh para ahli tafsir.
Makna yang pertama Allah akan selalu menyertai bersama orang-orang yang berbuat baik.
Makna yang kedua yaitu “lama’” artinya berkilau seperti cahaya. “Lama’” dalam bahasa arab itu cahaya. Allah akan menampakkan cahayaNya daripada orang-orang yang berbuat baik.
Pernah seorang sahabat dahulu yaitu Abu Dzar atau Abu Hurairah kata beliau berangkat ke pasar mendapatkan orang-orang banyak berkumpul di pasar sedangkan di masjid sepi, maka beliau berteriak memanggil dan menyerukan kepada orang-orang yang di pasar:
“Kenapa kalian bertumpuk di sini sedangkan warisannya Nabi besar Muhammad saw sedang dibagi-bagi di masjid”.
Mendengar kata warisan para orang-orang sahabat yang berkumpul di pasar mereka bubar dan berbondong-bondong datang ke dalam masjid. Ketika sampai di masjid apa yang mereka jumpai? Ada sekelompok orang yang sedang membaca Al Quran, ada sebagian lain sedang berdzikir, maka lalu sahabat-sahabat yang datang dari pasar tadi mendatangi Abu Dzar atau Abu Hurairah tadi dan mengatakan:
“Kenapa kamu bilang ada warisan, mana..kami tidak menjumpai sedikitpun warisan yang dibagi di masjid”.
Ditanya “Kamu menjumpai apa di masjid”.
“Saya menjumpai orang duduk berdzikir, orang duduk mengaji”.
Maka dikatakan oleh beliau:
“Itulah warisanya Baginda Rasulullah saw”.
“Sesungguhnya para Nabi itu tidak mewarisi uang dinar atau dirham tetapi mereka adalah mewariskan ilmu”.
Dan termasuk majelis kita seperti ini adalah warisan daripada Nabi besar Muhammad saw. Karena itu bersyukur sekali lagi kalian yang telah mampu untuk hadir meninggalkan pekerjaan kalian, mungkin yang punya toko kata beliau meninggalkan tokonya untuk hadir di tempat seperti ini, ini taufik pertolongan dari Allah swt.
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada suatu hambaNya maka hambaNya tadi akan diberikan oleh Allah pemahaman didalam agama.
Al Imam Ali bin Abi Thalib kw pernah mengatakan :
“Kebodohan itu ibarat api yang akan membakar seseorang akan membakar agamanya seseorang dan yang bisa memadamkanya adalah ilmu. Dan ilmu ibarat air yang akan memadamkan api tersebut”.
Kita apabila ada di tempat yang bercahaya otomatis kita ini jauh daripada kegelapan, beliau tadi memberikan contoh ini lampu yang ada di atas kita, seandainya lampu ini dipadamkan otomatis tempat ini akan menjadi gelap gulita seandainya tidak ada lampu. Tetapi dengan adanya lampu otomatis kita mendapatkan cahaya dan berada pada cahaya, begitu juga seseorang yang tidak memperoleh cahaya daripada agama ini maka dia akan hidup didalam keadaan kegelapan. Karena itu hadirilah majelis-majelis yang baik seperti ini saya berkata beruntung selamat kepada mereka yang telah diberikan oleh Allah swt kecintaan, kegemaran kepada mejelis-majelis yang seperti ini. Semoga Allah swt menambah dan memperbanyak daripada orang-orang yang memperoleh hidayah tersebut, Aamiin ya rabbal’alamiin.

Dahulu di zaman Rasulullah saw ada 3 orang:
Orang yang pertama melihat Rasulullah saw duduk dengan para sahabat-sahabatnya disuatu majelis, orang yang pertama ini masuk dan dia mencari celah terus maju ke depan dan dia duduk di tempat yang kosong dipaling depan yang dia dapatkan.
Kemudian orang yang kedua dia melihat Rasulullah saw duduk dengan para sahabat-sahabatnya disuatu majelis, orang ini malu lalu dia duduk di paling belakang atau di akhir daripada majelis tersebut.
Dan orang yang ketiga melihat Rasulullah saw duduk dengan para sahabat-sahabatnya disuatu majelis, orang ini melihatnya lalu dia pergi dan berpaling meninggalkan Rasulullah saw.
Lalu Nabi mengatakan :
“Maukah kalian aku tunjukkan tentang tiga orang”, kata Rasulullah saw.
“Orang yang pertama dia datang, menghadap, menghampiri Allah swt, maka Allah datang dan menghampiri menyambut orang tersebut”.
“Adapun orang yang kedua dia merasa malu kepada Allah swt maka Allah juga malu kepada orang tersebut”.
“Dan yang ketiga dia berpaling daripada Allah maka Allah berpaling daripada orang tersebut”.
Pernah Sayyidil Habib Umar menerangkan tentang hadist Baginda Rasulullah saw ini :
“Lihatlah majelis itu dihadiri oleh Rasulullah dan sahabat, tetapi Nabi mengatakan kepada orang yang pertama yang datang bukan yang datang atau menghadap kepada Nabi bukan menghampiri Nabi tetapi datang kepada Allah swt. Yang kedua merasa malu di majelisnya Nabi bukan malu kepada Nabi tapi hakikatnya malu kepada Allah. Dan yang ketiga yang berpaling daripada majelisnya Nabi hakikatnya dia berpaling daripada Allah swt”. Bisa kita bayangkan bagaimana orang yang Allah swt berpaling daripada orang tersebut. 
Makna yang kedua daripada orang yang malu tadi kata beliau :
“Allah malu kepada orang tersebut artinya Allah tidak akan menyiksa orang itu”.
“Barang siapa berpaling daripada mengingat Allah swt, berpaling daripada majelis-majelis dzikir yang baik seperti ini maka Allah swt akan menggiring orang tersebut akan membangkitkan orang tersebut dalam keadaan buta kelak di hari kiamat”.
Karena itulah hendaklah kalian menjadi seperti disabdakan oleh Rasulullah saw :
“Jadilah kalian kalau bisa belajar mengambil ilmu jadilah orang yang alim, kalau tidak bisa pertama menjadi orang yang alim maka hendaklah jadilah orang yang muta’alim berusaha untuk mengambil ilmu, berusaha untuk mencari ilmu semampunya berusaha belajar, atau kalau tidak maka hendaklah kalian menjadi orang yang ketiga yaitu mustami’an hendaklah hadir di majelis-majelis ilmu dengarkan nasehat-nasehat daripada para ulama, nasehat-nasehat daripada pewaris Rasulullah saw, atau yang keempat paling tidak kalian menjadi seorang pecinta senang kepada mereka, mencintai mereka tidak memusuhi mereka, jangan jadi orang yang kelima maka kalian akan celaka”, sabda Rasul saw.
Kita doakan semoga semua yang hadir mendapatkan barakah dari Allah swt.
Kata beliau ada orang yang mereka itu sudah alim, mereka itu sudah masyaallah seakan-akan tidak perlu hadir ke tempat seperti ini tapi mereka hadirnya mereka itu memberikan semangat kepada orang-orang yang lain, menghidupkan orang-orang yang tadinya mungkin lemes atau tidak suka atau malas kepada majelis dengan hadirnya mereka memberikan semangat kepada mereka yang hadir. Ini memang perintah Allah swt :
“Hendaklah kalian saling bekerjasama saling membantu didalam kebaikan dan taqwa kepada Allah swt dan jangan saling membantu didalam perbuatan dosa dan permusuhan”.
Karena itu kata beliau juga tadi menyinggung disini ada Al Habib Husein Assegaff masyaallah beliau luar biasa, hadirnya beliau walaupun tidak bicara tetapi keadaan beliau, hal beliau ini membangkitkan semangat kita lebih daripada yang berbicara yang memberikan nasehat disini. Datangnya beliau ini suatu dukungan yang sangat besar semoga Allah swt memberikan keberkahan kepada beliau..aamiin. Dan ini memang sumpah Allah di dalam Al Qur’an, Allah bersumpah :
“WAL ASHRI”
“INNAL INSANNA LAFI KHUSRIN”
“ILLA LADZINA AMANU WA'AMILUSH-SHOLI'HATI WA TAWA SHOWBIL 'HAQQI WA TAWA SHOWBISH-SHOBR”
Demi masa sesungguhnya manusia dalam keadaan yang rugi kecuali orang-orang yang beriman, alhamdulillah kita semuanya insyaallah termasuk orang-orang yang beriman.
Yang kedua beramal saleh, mudah-mudahan kita termasuk yang beramal saleh.
Dan sifat yang ketiga dan keempat yaitu saling meberikan wasiat didalam kebenaran dan saling memberikan wasiat didalam kesabaran.
Karena itu kata beliau Alhamdulillah ini bulan yang sangat agung, bulan untuk mendekatkan diri kita kepada Baginda Rasulullah saw, orang yang tidak mendekat kepada majelis-majelis yang seperti ini bagaimana dia bisa dekat kepada Baginda Rasulullah saw. Dan berapa banyak sekali lagi orang yang terkenal, orang yang masyhur, orang yang tersohor berkatnya orang-orang yang mastur orang-orang yang tidak dikenal oleh manusia. Berapa banyak dari mereka yang terkenal yang tersohor berkatnya orang-orang yang mastur. Mereka orang-orang yang mastur seperti beliau ini Al Habib Husein orang-orang yang selalu hatinya mendoakan semua yang hadir, selalu hatinya bertawajuh kepada Allah swt memohonkan kebaikan untuk semua manusia, mereka itu para kaum salihin selalu mendoakan semua orang. Sebagaimana Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsy didalam maulidnya beliau mengatakan :
“Ya Allah sebarkanlah bendera-bendera panji-panji agama ini dan jadikan daripada ajaran-ajaran islam tersebar kepada seluruh penghuninya baik dhohir maupun batin tersebar ke seluruh pelosok dunia”.
Dan ini memang mereka itu adalah pewaris Nabi Muhammad saw yang Allah sebutkan :
“Aku tidak utus engkau wahai Nabi Muhammad kecuali bagi rahmat kasih saying bagi alam semesta”.
Insyaallah kita semua yang hadir di tempat ini kata beliau bukan karena niatan ini dan itu tetapi semata-mata untuk Rasululah saw mencari keridhoan Rasulullah saw dan kita ingin terhubung terikat erat dengan Baginda Rasulullah saw. Mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang dicintai dan mencintai oleh Rasulullah saw aminn ya rabbal’alamiin.

Kalau kita melihat dahulu keadaan para sahabat dengan Baginda Rasulullah saw sungguh keadaan mereka memperoleh keadaan-keadaan yang sangat mulia. Dahulu diceritakan ada seorang sahabat bernama Tsauban. Tsauban ini pernah suatu saat dia pucat wajahnya seperti orang sakit, kurus, sehingga ketika dilihat oleh Rasulullah saw “Wahai Tsauban kenapa engkau, apa yang engkau alami sedang sakit apa engkau”.
Maka dijawab oleh Tsauban:
“Aku tidak sakit ya Rasulullah tapi kecintaan kepada dirimu inilah yang membuat aku menjadi begini, aku berfikir ya Rasulullah ketika aku di rumahku aku rindu ingin melihat wajahmu karena itu aku menjadi pucat, aku menjadi kurus begini lalu aku teringat ya Rasulullah bagaimana kelak di akherat jika aku masuk neraka berarti aku tidak bisa berjumpa dan melihatmu selama-lamanya. Jikapun aku masuk surga engkau Nabi Muhammad adalah makhluk termulia tentu derajatmu jauh di atasku pasti aku di bawahmu berarti aku juga tidak bisa melihat dan bertemu dengan engkau ya Rasulullah”.
Rasulullah saw tidak menjawab daripada pernyataan Tsauban ini tapi turun langsung malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah swt, dengan firman Allah :
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka merekalah kelak yang akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah swt daripada para Nabi, daripada para Rasul, daripada kaum salihin, daripada kaum syuhada mereka itulah yang akan dibangkitkan”.
Maka Rasul saw mengatakan kepada Tsauban :
“Berbahagialah karena engkau kelak akan dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai”. 
Lihatlah bagaimana keadaan Tsauban itu bagaimana kecintaan mempengaruhi hidupnya, kecintaanya kepada Nabi Muhammad saw mempengaruhi keadaanya. Lalu kita tanyakan kehidupan kita, keadaan kita sehari-hari kita yang mengaku cinta kepada Rasulullah saw pernahkah kita memiliki sedikit daripada keadaan yang dimiliki Tsauban kecintaanya kepada Rasulullah saw..?
Juga pernah seorang sahabat wanita ketika keluarganya, ayahnya, suaminya dan anaknya ikut berjihad berperang bersama Rasulullah saw tiba-tiba selesai peperangan wanita ini dia mencari, siapa yang dia cari..? begitu cintanya kepada Rasulullah yang dia pikirkan yang dia cari, yang dikhawatirkan adalah Nabi Muhammad saw. Dia mendengar bahwasanya ada kabar beredar disaat itu Rasulullah sedang terbunuh, kebingungan wanita ini :
“Bagaimana keadaan Rasulullah, apa yang telah terjadi kepada Rasulullah..?”
Dia bertanya kepada orang-orang, sahabat-sahabat yang datang dari pertempuran tadi. Sahabat pertama yang dia jumpai mengatakan:
“Rasulullah dalam kedaan baik tapi ayahmu telah wafat gugur di medan perang”.
Si wanita ini, sahabat perempuan ini mengatakan:
“Aku tidak Tanya ayahku aku tanya bagaimana keadaan Rasulullah”.
Maka datang lagi orang yang kedua dia membawa kabar, dikatakan:
“Wahai wanita suamimu telah gugur terbunuh”.
Tetapi yang dia tanyakan yang dia khawatirkan bukan suaminya:
“Bagaimana keadaan Rasulullah, bagaimana Rasulullah”.
Lalu datang orang yang ketiga membawa kabar:
“Anakmu gugur, gugur sahid di medan perang”
Tetapi tetap si wanita ini “bagaimana Rasulullah, bagaimana Rasulullah”
Dia tidak tenang sampai dia melihat Baginda Rasulullah saw, ketika bertemu melihat Nabi Muhammad saw dalam keadaan hidup maka wanita ini mengatakan:
“Ya Rasulullah semua musibah yang menimpaku asal engkau dalam keadan baik itu tidak ada artinya bagiku yang penting engkau selamat wahai Rasulullah saw”.
Coba lihat bagaimana kecintaanya wanita ini kepada Nabi Muhammad saw, hendaklah kita memetik pelajaran, memetik hikmah daripada kisah-kisah ini dan kita mengambil keadaan daripada keadaan mereka. Kita hadir di tempat seperti ini untuk memperoleh seperti apa yang mereka para sahabat rasakan, apa yang telah mempengaruhi hidup mereka daripada kecintaanya kepada Nabi besar Muhammad saw.

Alhamdulillah insyaallah kita termasuk orang-orang yang memiliki ikatan dengan Baginda Rasulullah saw sehingga kita pulang dari tempat seperti ini kita sedikit demi sedikit mengikuti belajar dan berusaha menghidupkan sunah-sunahnya Rasulullah saw dari mulai yang terkecil, dari mulai cara kita makan, cara kita berpakaian, cara kita tidur itu semua nur, cahaya daripada Rasulullah saw. Dan juga sebagai orang yang beriman di bulan kelahiran Rasulullah saw ini bulan Rabiul awwal mestinya kita menunjukkan rasa kebahagian kita dengan lahirnya Rasulullah karena ini perintah Allah. 
“Katakan wahai Muhammad kepada umatmu dengan karunia Allah dan dengan rahmat Allah hendaknya kalian berbahagia”.
Pertanyaanya adakah karunia Allah, adakah rahmat Allah yang lebih besar yang Allah berikan kepada kita daripada wujudnya Baginda Rasulullah saw..?
Beliau adalah rahmat terbesar, beliau karunia dan hadiah terbesar daripada Allah swt.
Kalau kita melihat orang-orang yang beragama lain mereka menampakkan seperti saat ini, hari-hari ini kata beliau dimana-mana saya melihat syiar-syiar orang-orang yang beragama lain menampakkan hari kebahagiaanya menyambut kelahiran nabinya. Saya lihat di bandara-bandara pohon-pohon dihiasi lampu-lampu dipinggir- jalan lambang-lambang yang menunjukkan akan kebahagiaan mereka dengan kelahiranya Nabiyullah Isa. Padahal siapakah Nabiyullah Isa dibanding Nabi kita Muhammad saw. Nabi Isa yang dulu memberikan kabar gembira kepada umatnya bahwa akan datang Nabi setelahku yaitu Nabi Muhammad saw.
Tapi sayang kata beliau saya melihat kita masih jauh, kita masih belum menghormati, mengagungkan Rasulullah saw, kita kalah dengan mereka orang-orang yang beragama lain didalam mengagungkan syiar-syiar agamanya. Walaupun mereka itu melakukan pelanggaran tetapi mereka itu menghormati dan mengagungkan kelahiran nabinya. Mana kita..mana lambang-lambang pengagungan terhadap kelahiran Baginda Rasulullah saw?
Karena itu saya masih bersyukur kata beliau Al Habib Idrus Alaydrus insyaallah beberapa malam ini dan juga nanti di malam tahun baru saya mendengar akan mengadakan Majelis Rasulullah saw besar-besaran di stadion ini salah satu bentuk usaha untuk mengagungkan hari kelahiran Rasulullah saw. Karena itu ambilah bagian, hendaklah kita ikut memeriahkan mengagungkan hari kelahiran Rasulullah saw, karena dengan berdzikir kepada Allah menyebut Rasulullah bershalawat kepada Nabi Muhammad saw kita akan mendapatkan ketenangan, kita akan mendapatkan kedamaian.
Semoga semua yang hadir mendapatkan berkah daripada Allah swt Al Habib Husein Assegaff, Al Habib Abu Bakar bin Ali dan semua para habaib kata beliau kita merasakan hadirnya mereka ke tempat ini bagi kita semuanya seperti kita di charge kata beliau kalau hp baterainya lemah apalagi mati tidak bisa dipakai. Kita datang seperti ini kita meng charge hati kita dengan mereka dengan bersambung degan mereka, bersambung dengan orang-orang soleh kita insyaallah pulang dari tempat ini kita membawa iman yang segar, kita semangat lagi hati kita semangat lagi, kecintaan kita semangat lagi kepada Rasulullah saw.
Karena itulah diakhir ini kata beliau sekarang kita ini dari tadi majelis masyaallah dituruni hujan, hujan air ini hujan isiah kata beliau hujan yang tampak. Tapi air ini kegunaanya untuk menyuburkan tanah, yang lebih kita butuhkan yaitu hujan yang turun di hati-hati manusia. Hati-hati kita banyak yang gersang, kalau Indonesia masyaallah tanahnya subur tanahnya hijau dimana-mana hujan selalu turun tetapi hati-hati kita banyak yang gersang, hati-hati kita membutuhkan hujan, bagaimana caranya hujan di hati yaitu hujan maknawi hujan rahmat yang turun daripada Allah, di tempat-tempat seperti inilah hujan-hujan tersebut Allah turunkan ke dalam hati kita. Semoga kita dinaungi dan diliputi hujan oleh Allah hujan dhohir maupun batin dan kata beliau ketika turun hujan seperti ini doa itu mustajab akan dikabulkan oleh Allah swt. Kita akan tutup majelis ini dengan kita berdoa bersama-sama dan saya ingin memberikan kepada kalian sebuah amalan yaitu shalawat yang diberikan oleh Al Habib Ali bin Hasan Al Athos di Hadramaut sana shalawat yang begitu agung, shalawat untuk menghilangkan kesusahan-kesusahan dan kesumpekan-kesumpekan kita di dunia dan di akherat :
“Allahumma sholli 'alaa sayyidina muhammadin
Allahumma sholli 'alaihii wasallim
Wa adzhib husna qolby
Fiddunya wal akhiroh Wa'alaa Aalihi Wa shohbihi Wassallim”.
Ucapkan Qobilnal Ijazah.
Kita akan tutup dengan doa bersama-sama disamping kita memohonkan hajat kita jangan lupa kita mohonkan hajat saudara-saudara kita sesama kaum muslimin di seluruh penjuru dunia, umat Islam sedang membutuhkan doa karena itu kita berdoa untuk hajat kita dan untuk seluruh hajat saudara-saudara kita di seluruh penjuru dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar