Kamis, 15 Januari 2015

Tausiyah Habibana Idrus bin Muhammad Al Aydrus Tabligh Akbar Mushala Baitussalam Surabaya 01 Desember 2014






“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati rosuulillah wa ad-du’aa ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’a waj_hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi minallahi ta’ala”.
Ini niat jikalau kita mau menghadiri daripada majelis ilmu, ini niat yang dikarang oleh Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad pengarang daripada Ratibul Haddad.
Sekarang kita akan memulai daripada pembacaan daripada hadistnya diikuti sama-sama juga pembacaanya hingga kita mendapat keberkahan daripada melantunkan daripada hadist nabi Muhammad saw, yang sudah punya kitabnya dilihat kitabnya sambil diikuti juga pembacaanya bersama-sama lantunkan daripada hadistnya Rasulullah saw :

“Bismillahirrahmanirrahim qola Rasulullah shallallahu 'alaihi wa'ala alihi washahbihi wasallam, Innamal a’maalubinniyyat wa innama likullimri in ma nawa faman kanat hijratuhu ilallahi wa rasuluhi fahijratuhu ilallihi wa rasulihi faman kanat hijratuhu liddunya yuSibuha awimra atin yankihuha fahijratuhu ila mahajara ilaihi (Rawahu Bukhari wa Muslim)”.
Yang punya kitab dibuka kitabnya sehingga kita memahami satu persatu daripada hadistnya Rasulullah saw. Jadi majelis kita ini bukan hanya shalawatan aja tapi juga terbentuk dalam majelis kita ini yaitu majelis ilmu.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Yang sama-sama kita muliakan para habaib, para alim ulama, tokoh masyarakat, jamaah Majelis Rasulullah saw yang hadir dikesempatan yang sangat mulia ini anda semuanya, mudah-mudahan segala hajat kita dikabulkan oleh Allah swt, aamiin3x yarabbal’alamiin. 
Bahwasanya di dalam pembacaan hadist yang sangat mulia ini Rasulullah saw hendak mengajak kita, juga pengarang daripada kitab ini kitab Mukhtarul Hadist. Didalam kitab ini beliau disini mengumpulkan daripada hadist-hadist Rasulullah saw, yang lebih mengesankan lagi bahwasanya didalam kitab ini dikumpulkan daripada huruf alif sampai huruf ya, jadi hadist ini terkumpul dari huruf alif sampai huruf ya. Coba jikalau anda lihat jikalau nanti sudah beli bukunya itu dari huruf alif (innamal a'malu binniyat), kemudian hadist kedua abghadur rijaali, kemudian hadist yang ketiga ittaqillaha haisuma kunta, jadi berurutan dari huruf alif sampai huruf ba, kemudian huruf tsa, kemudian huruf sa sampai huruf ya, iya kan, dikumpulkan oleh beliau sehingga mudah untuk dihafalkan, mudah untuk dimengerti, mudah juga untuk dihayati bagi mereka-mereka yang mau mengerti daripada hadistnya nabi Muhammad saw.
Dulu ketika saya belajar di kota Hadramaut, ketika saya menginjak di kota sana ketika tahun sekitar 1996 terakhir, itu kita untuk mendapat hadiah dari beliau ini Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz ini kita hafalkan satu kitab ini bercepat-cepat kita hafalkan selama 2 hari, satu hari kita tidak tidur untuk menghafalkan kitab ini dengan rawinya dengan riwayatnya. Maka dari mereka yang hafal daripada kitab ini diberikan hadiah oleh beliau. Nah nanti bagi mereka yang hafal dari kitab ini beserta rawinya, beserta riwayatnya nanti ada hadiah khusus dari Majelis Rasulullah saw Jawa Timur. Kalau bisa iya kan, nanti yang akan kita bahas kan, satu setiap tabligh akbar satu hadist kalau bisa besoknya langsug dihafalkan, penting hadistnya Rasulullah saw ini. Karena banyak di zaman sekarang orang-orang yang sudah tidak peduli dengan daripada hadistnya Rasulullah. Yang mana kesibukanya buka pagi yang dibaca surat kabar, yang dibaca majalah pemain-pemain bola, yang dilihat televisi daripada acara-acara yang menjauhkan dirinya kehadirat Allah swt dan menjauhkan dirinya terhadap Rasulullah saw. Alangkah mulianya anda ambil waktu sebentar 10 menit mungkin anda hafalkan bisa satu hadist ini. “Innamal a’maalubinniyyat wa innama likullimri in ma nawa faman kanat hijratuhu ilallahi wa rasuluhi fahijratuhu ilallihi wa rasulihi…” Anda mendapat satu hadist beserta riwayatnya rawahul Bukhari wa Muslim. Sekarang kalau kita tanya banyak jangankan pemudanya orang tuanya pun jarang yang hafal daripada hadistnya Rasulullah saw. Sehingga mereka dijauhkan dari Allah dan mereka dijauhkan oleh nabi kita Muhammad saw. Kita baca kitabnya ini sambil kita hayati apa arti daripada hadistnya Rasulullah saw. 
Disini diterangkan oleh beliau Rasulullah saw di dalam kitab ini yaitu hadist yang pertama ‘innamal a’maalubinniyyat’. Sesungguhnya amal manusia itu tergantung daripada niatnya. Anda hadir daripada majelis yang sangat mulia ini apa yang harus anda niatkan hadir daripada majelis ini, harus ada niat. Anda bekerja apa niat anda bekerja, untuk mengumpulkan uang saja? Maka anda sebanding dan sejajar dengan mereka-mereka yang tidak beriman dengan Allah swt.
Anda berkendara naik motor, naik mobil apa niat anda? anda memakai baju menutupi aurat apa niat anda, jadi amal semuanya tergantung dari niat tersebut khususnya daripada amalan-amalan yang wajib. Seperti shalat-shalat fardu, shalat sunnah iya kan, shalat fardu shalat subuh, shalat dhuhur, shalat ashar, shalat magrib, shalat isya, jikalau tidak ada didasari dengan niat maka tidak sah amal ibadahnya. Amalan yang wajib juga tergantung daripada niatnya, sunnah apalagi, apalagi mubah, seperti apa? seperti makan, seperti minum, seperti mandi. Anda mandi untuk apa, anda makan apa hukumnya makan? Hukumnya makan adalah sesuatu yang mubah. Apa itu mubah? Mubah itu yang dikerjakanya tidak mendapat apa-apa ditinggalknya pun tidak mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Tetapi jikalau diiringi dengan niat yang mulia, contoh halnya anda makan, anda sekarang minum, apa niat anda jikalau anda minum, untuk apa? Anda makan hanya untuk mengenyangkan perut saja maka anda sejajar dengan binatang-binatang di luaran sana, sejajar dengan orang-orang yang tidak beriman.
Tapi jikalau didasari dengan niat mulia, anda mandi, apa niat anda untuk mandi? Makanya dikatakan oleh Al Imamul Ghazali di dalam kitabnya itu, kitab Ihya Ulumuddin, jikalau seseorang jikalau mandi diniati dengan ibadah maka mandinya menjadi ibadah. Begitupun makannya jikalau anda makan diniati juga untuk ibadah maka makan anda juga ibadah, minum pun jikalau untuk apa? untuk “ya Allah saya niat minum ini untuk menguatkan badan saya sehingga badan saya selalu bertaat kepadaMu wahai Allah”, maka minumnya pun juga beribadah. Juga jangan lupa sambil anda niat juga amalkan daripada adab-adab Rasulullah saw, jangan makan kecuali anda duduk, jangan minum kecuali anda duduk. Jangan minum langsung diglogok begitu saja, minum dengan adabnya Rasulullah. Kata Rasulullah saw :
“minumlah airnya itu sedikit demi sedikit 3 kali nafas”
Jangan langsung diglogok gini saja minum begitu saja, akhirnya kesedak kata orang Surabaya keselek akhirnya. Tapi kalau minumnya menurut adabnya Rasulullah saw, makanya pernah saya pertama saya masuk di kota Hadramaut itu pernah saya lihat langsung itu guru kami Al Habib Umar itu di keramaian orang pun diberi orang air beliau masih menyempatkan untuk apa? untuk duduk biarpun dengan jongkok dilihat oh betapa mulianya ini orang. Mengamalkan apa? mengamalkan sunnahnya Rasulullah saw. Makanya jikalau anda melihat ulama mereka pewaris-pewaris Rasulullah saw yang betul-betul mengamalkan sunnahnya Rasulullah itulah ulama yang benar. Ada ulama pencaci maki bukan ulama yang benar, ada habaib pun pencaci maki, bukan habaib yang benar. 
Rasulullah saw bukan karakter pencaci, bukan mengadu domba :
“saya diutus oleh Allah swt bukan untuk pencaci”
Anda dicaci maki orang kemudian anda balas lagi, tidak, jangan dibalas lagi. Balas dengan lantunan yang baik, dengan kata-kata yang paling baik. Jangan anda mentang-mentang kita diomongin orang anda sudah menyerah “kan saya begini saya seperti itu”. 
Rasulullah saw aja yang sedemikian mulianya dibenci oleh pamanya abu lahab, abu jahal, tetapi begitu mulianya dan akhlaknya Rasulullah saw itu setiap dibaca daripada surat ‘tabbat yada abi lahabiw watab’ itu Rasulullah marah 
“hai kenapa engkau baca surat ini nggak ada surat yang lain, baca surat yang lain jangan dibaca surat itu, itu surat itu mencela pamanku saya nggak mau pamanku dicela apalagi engkau yang baca “
Padahal itu firmanNya Allah swt, karena terdapat di dalam hati Rasulullah saw begitu mulianya sehingga beliau tidak rela jikalau ada seseorang yang mengulang-ulang daripada bacaan surat Tabbat Yada, nggak boleh Rasulullah marah, baca yang lain, baca surat yang lain, karena kenapa? Karena dimiliki oleh Rasulullah saw hati yang begitu mulia, tidak tercerminkan hati yang buruk. Kalau kita mungkin sebaliknya ada orang mencaci maki kita, kita balas lagi, ada orang mencaci kita, kita balas lagi, jangan seperti itu berikanlah akhlaknya nabi Muhammad saw. 
Jadi amal manusia itu kata Rasulullah apa? Innamal a’maalubinniyyat. Ini amal-amal yang sunnah, amal-amal yang wijib, wajib anda untuk niat. Seperti halnya apa? seperti saya katakan tadi shalat-shalat fardhu, “ushalli fardhal shalatassubhi rakataini imaman (kalau menjadi imam) makmuman (kalau menjadi makmum) lillahita’ala, Allahuakbar”
Kalau lupa harus diulang lagi daripada shalatnya, karena kenapa? Karena sesuatu hal yang wajib harus diawali dengan niat, kalau yang sunnah ya mungkin anda tidak mendapat pahala tetapi yang wajib, wajib untuk dikeluarkan daripada niatnya. Contoh halnya lagi apa? contoh halnya lagi jikalau anda berpuasa “nawaitu saumagadin an'adai fardi syahri ramadhana hadzihissanati lillahita'ala” lupa untuk niat itu sampai teringat waktu dhuhur “astaghfirullah saya lupa membaca niat dalam puasa” sekarang diwajibkan bagi anda untuk menahan puasa anda nanti setelah bulan Ramadhan anda waijb bayar daripada puasa anda karena kenapa? Karena anda lupa dengan niat. Karena niat dikerjakan daripada sesuatu yang wajib maka harus diniati, tetapi kalau hal yang sunnah mungkin anda tidak mendapat pahala saja tetapi amal ibadah mungkin bisa anda lakukan tetapi dari segi pahala, dari segi ganjaran anda tidak mendapat daripada ganjaran Allah swt. 
“Wa innama likullimri in ma nawa” seseorang itu tergantung daripada niatnya. Sekarang anda wahai saudaraku Eka Murik, anda telah melaksanakan daripada ijab qobul maka anda dari malam ini anda adalah seorang imam di hadapan istri anda. Maka jadilah imam seperti imamnya sayyidil anbiya wal mursalin yaitu nabi kita Muhammad saw. Bagaimana Rasulullah saw ketika berkeluarga, bagaimana Rasulullah saw dengan istrinya. Rasulullah saw itu dengan istrinya tidak pernah mencaci, Rasulullah saw itu dengan istrinya tidak pernah memaki. Kata Rasulullah saw:
“orang yang memuliakan perempuan (istrimu) engkau adalah orang-orang mulia di hadapan Allah swt’.
Makanya jikalau dapatkan seorang suami yang keras dengan istrinya apalagi mukul, mukul itu nggak boleh tidak diperbolehkan dalam syariat. Diperbolehkanya mukul dengan satu cara aja, dengan apa? dengan daripada ambil anda tisu untuk mengingatkan dia saja, atau pukulan yang tidak mematahkan tulang. 
Yang sabar dengan perempuan, apalagi istri anda. Tapi jangan anda muliakan pacar anda, sesungguhnya pacar itu nggak boleh, tidak diperbolehkan oleh syariat Allah swt. Yang diperbolehkan hanyalah apa? hanyalah mereka yang sudah beristri.
“Mereka yang sudah melukai daripada perempuan tersebut hatinya atau tubuhnya kecuali mereka adalah orang-orang yang dihinakan oleh Allah swt”.
Rasulullah saw itu sebaik-baik umat, sebaik-baik nabi dan sebaik-baik rasul nabi Muhammad saw itu, tidak pernah mencaci. Kalau seandainya mendapatkan di rumahnya, Rasulullah saw pernah tanya kepada sayyidatina Aisyah :
“Wahai Aisyah apakah ada di rumah kita makanan?”
Tersenyum sayyidatina Aisyah :
“Wahai Rasul apakah engkau tidak mengetahui di rumah kita ini sudah 3 hari tidak ada makanan”
Marah Rasulullah? Apakah Rasulullah saw mencaci maki, ayo buatkan makanan, ayo buatkan minuman, ayo buatkan ini dan itu. Apa kata Rasulullah saw simpel Rasulullah:
“Kalau begitu kalau nggak ada makanan saya akan berpuasa di hari ini”
Lihat contoh nabi Muhammad saw. Berikan kepada istrimu wahai saudara Eka pelajaran-pelajaran yang baik, pelajaran-pelajaran yang mulia. Jangan biarkan dan jangan keluarkan dari lisanmu kalimat-kalimat yang kotor, kalimat-kalimat yang melukai istrimu, begitupun istri anda juga. Kata Rasulullah saw dalam sabdanya : 
“Kalau seandainya ada perempuan yang rajin shalatnya, dan dia rajin untuk berpuasa (puasa Ramadhan) dan dia patuh dengan suaminya maka wajib anda muliakan istrimu”
Dan anda seorang suami jangan sekali-kali engkau hinakan istrimu itu, muliakan istrimu. Apa yang engkau punya berikan kepada istrimu. Makanya orang-orang yang rugi orang-orang yang mempunyai sifat bakhil, sifat-sifat kikir kepada anak dan istrinya dan juga orang tuanya ini adalah orang-orang jauh dari rahmatNya Allah swt. Tapi orang-orang yang dimuliakan oleh Allah swt, jikalau dia punya diberikan kepada orang tuanya, apapun yang dia punya diberikan kepada istrinya, apapun yang dia punya dia berikan kepada anaknya tidak melebihi daripada kapasitas. Jangan ada orang yang beralasan mau menyenangkan istrinya dengan cara utang, jangan. 
Jangan sekali-kali berurusan dengan utang bahaya, bahkan Rasulullah saw tidak pernah menshalatkan jikalau ada sahabat yang terdapat didalam dirinya utang, hati-hati dengan utang apapun caranya, dengan kredit, dengan rentenir, dengan uang bank naudzubillahimindzalik. Kata Allah swt dalam firmaNya :
“Allah swt menghalalkan bagi engkau jual beli dan Allah swt mengharamkan bagi engkau untuk riba’
Nggak punya, jangan sekali-kali engkau utang sudah puasa dulu, jangan dipaksakan. Kalau orang-orang zaman sekarang kan demi apa? demi penampilan, demi supaya dilihat saya ini punya, demi supaya orang menilai saya ini bukan orang yang miskin. Lihat contoh nabi Muhammad saw rela untuk hidup bersama orang-rang miskin :
“Allahumma Ahyinii Miskiinan, wa Amitnii Miskiinan, wahsyurniii fii Jumratil-masaakiin”
Jadi anda yang tidak mempunyai fasilitas dunia jangan sedih hati Rasulullah bersama anda.
“Wahai Allah hidupkanlah aku bersama orang-orang yang miskin dan matikanlah aku bersama orang-orang yang miskin dan bangkitkanlah aku wahai Allah bersama orang-orang yang miskin”
Nabi Muhammad saw kadang-kadang di rumah tangganya 3 hari 3 malam nggak ada makanan, nggak ngomel Rasulullah, nggak marah Rasulullah, apapun yang ada dinikmati oleh baginda nabi kita Muhammad saw. Maka jangan anda sekali-kali memaksakan kehendak anda, bahkan jangan sekali-kali menuruti kemauan suami atau kemauan istri hanya karena fasilitas dunia sampai anda menghalalkan segala cara dengan memakan riba, wal'iyadzubillahi min dzalik. 
Orang yang menghalalkan riba kata Rasulullah saw paling dahsyat dosanya mulanya tahap pertama dosanya seperti dia berzinah dengan ibunya sebanyak 70x, wal'iyadzubillahi min dzalik, mudah-mudahan Allah swt menjauhkan kita semuanya.
Maka daripada itu anda wahai saudara Eka dan istri anda, adalah sekarang malam yang begitu mulia bahkan anda di hari-hari anda ini selama 40 hari kata Rasulullah saw dikelilingi oleh 70.000 malaikat Allah swt, dan doa-doa anda sekarang ini dikabulkan oleh Allah swt, perbanyak doa kepada Allah swt, tapi jangan lupa niatnya. Anda sudah memikul beban yang begitu indah jangan lupa hak anda kepada suami dan istri anda pun wajib memenuhi hak kepada suaminya.

Kemudian disambung oleh Rasulullah saw :
“faman kanat hijratuhu ilallahi wa rasuluhi”
Barang siapa seseorang yang hijrah karena Allah dan rasulNya, seperti kita duduk di majelis ini kita niat untuk apa? kita hijrah demi Allah dan rasulNya bukan untuk siapa-siapa niscaya amal anda akan tidak si-sia.
Tapi jikalau anda hadir majelis karena fulan, anda hadir majelis karena si fulanah, anda hadir majelis karena supaya dilihat oleh orang sia-sia dan tidak ada pahalanya dan barakahnya sedikit.
Tapi jikalau anda hadir, hijrah dalam rumah anda yang asalnya banyak keburukan :
“ya Allah saya hadir di majelis ini untuk mendapat ridhaMu dan untuk mendapat ridhanya Rasulullah saw”
Maka setiap putaran roda anda, entah anda naik motor, entah anda naik mobil, entah anda jalan kaki itu setiap putaran dan langkah kaki yang anda jalankan itu mendapatkan kebaikan dari Allah swt. Maka jangan lupa hijrah karena Allah dan Rasulullah.
Dan ini juga Rasulullah saw mewanti-wanti kepada sahabatnya, sebelum mereka hijrah di wanti-wanti oleh Rasulullah :
“faman kanat hijratuhu ilallahi wa rasuluhi fahijratuhu ilallihi wa rasulihi”
Maka hijrahnya akan mendapat Allah dan RasulNya, maka anda jangan lupa anda hadir majelis ini karena Allah :
“ya Allah saya hadir di majelis ini untuk mendapat ridhaMu dan untuk mendapat ridhanya Rasulullah saw”
Hadir juga majelis yang lain juga karena apa? karena Allah dan RasulNya. Tetapi jikalau anda hadir majelis untuk supaya dilihat oleh orang, supaya saya nggak senang dengan si fulanah, saya nggak senang dengan fulan, saya benci dengan fulan jangan harap anda akan mendapat rahmat dari Allah swt.
Kata Rasulullah saw :
“Tidak akan turun rahmat disuatu kaum (suatu kampung) yang mana disitu ada terpecah belah, bahkan rezekinya akan disempitkan oleh Allah swt”
Makanya kita harus perlihatkan bagaimana gambaran orang islam sebaiknya itu bagaimana. Jangan kita beda kostum nggak mau, beda jaket nggak mau semuanya harus sama pecinta-pecinta nabi Muhammad saw.
Bahkan kita punya aulia orang-orang wali songo itu betapa suksesnya daripada menjalankan dan mengisi dakwahnya di negeri yang kita cintai ini, beliau itu dulu mereka-mereka itu ketika singgah di Negara Indonesia mereka lihat banyak orang-orang yang bermaksiat, orang peminum minuman keras, orang berzina tetapi mereka tidak meremehkan satu pun dari meraka nggak pernah. Dilihat selalu dengan penglihatan yang mulia, diajarkan, dia selamatkan, ini nggak boleh, ini boleh, ini yang halal, ini yang haram, ini jikalau anda melakukan anda akan mendapat pahala, ini jikalau anda melakukan anda akan mendapat dosa dari Allah swt, maka dari mereka mendapatkan kemuliaan dari Allah swt. 
Tetapi kalau kita menjadi umatnya Rasulullah saw selama itu baik, apapun, mejelis ini baik, majelis itu baik, majelis dari kampung itu baik semuanya baik yang mana mendapat ridha dari Allah swt itu baik. Jangan karena faktor jaket nggak sama nggak mau saya seperti itu, jadi anda pikiran-pikiran anda orang-orang yang kolot, orang-orang yang jauh dari rahmat Allah swt. Jangan anda melihat jaket yang mulia oh ini salah ini, benernya harus didukung, pumpung ada pemuda-pemuda yang mulia, masih ada pemuda-pemuda yang mengibarkan daripada kalimat Lailahaillallah Muhammadurrasulullah. Kalau orang zaman sekarang melihat ada orang yang mengibarkan bendera lewat diomongin “oh ngapain, mau unjuk rasa apa“.
Bukan ini syiar, kalimat Lailahaillallah Muhammadurrasulullah ini. Untuk apa? untuk memuliakan Allah dan memuliakan nabi Muhammad saw. Siapa tahu orang yang melihat bendera yang bertuliskan Lailahaillallah Muhammadurrasulullah orang yang aslinya kafir bisa masuk islam, cuma syiar aja nggak lebih daripada itu.
Apapun jaketnya anda harus berjalan sama, yang penting masih ada di dalam dirinya itu kalimat Lailahaillallah Muhammadurrasulullah saw. Tapi kalau kita masih membedakan satu dengan yang lain kapan islam akan maju. Maka katanya Rasulullah saw kalau seandainya Allah swt hendak membuka cahaya orang yang bermaksiat saja, cahaya orang yang bermaksiat kalau dibuka oleh Allah maka cahayanya akan menutupi barat dan timur, ini orang yang bermaksiat.
Bagaimana jikalau Allah swt membuka cahayanya orang muslim yang bertaat kepada Allah khususnya pemuda, siapapun mereka, apapun kalanganya, apapun jaketnya, apapun benderanya jangankan barat dan timur semuanya yang diciptakan oleh Allah dengan berkahnya ini orang muslim yang bertaat kepada Allah tertutupi dengan cahayanya ini orang.
Jangan berpikiran pendek kita ini jikalau melihat pemuda-pemuda seperti ini harus kita dukung, harus kita muliakan sambil di arahkan namanya pemuda masih labil. Jangan melihat jikalau salah begini “oh salah, nggak usah pakai jaket deh, amal ente seperti ini”, harus diarahkan, dipanggil “nak sini nak jangan gini, anda membawa benderanya Rasulullah maka lakukan seperti akhlaknya Rasulullah”. Jangan dibicarakan, harus dinasehati dan itu adalah ajaran islam adinul nasehat. 
Yang muda menghormati yang tua, yang tua menyayangi, mengayomi kepada yang muda. Rasulullah saw pun seperti itu, dengan pemuda bahkan dengan anak kecil pun tidak pernah marah Rasulullah saw, tidak pernah memukul nabi kita Muhammad saw. Itu yang harus kita sebarluaskan di kampung-kampung kita, yang harus kita sebarluaskan di desa-desa kita, di kota-kota kita, di kota Surabaya khususnya dan wilayah-wilayah yang lain sehingga mereka mengerti apa manfaat dakwah itu.
Bukan hanyalah apa? bukan hanya tahlilan, bukan hanya maulidan, bukan hanya dzikir tapi punya misi dakwah tertentu khusus. Semuanya dirangkul demi siapa? Demi membahagiakan daripada nabi Muhammad saw. 
Maka jikalau kita hijrahnya kita seperti itu di majelis-majelis yang mulia maka hijrahnya kita akan ditulis oleh Allah swt untuk Allah dan RasulNya.

Kemudian diwanti-wanti oleh rasulullah saw :
“faman kanat hijratuhu liddunya”
Barang siapa berhijrah hadir majelis hanya semata-mata cari dunai, semata-mata cari pamor, semata-mata cari makanan aja nggak ada manfaatnya, atau ;
“awimra atin yankihuha”
Atau semata-mata untuk mencari perempuan yang cantik naudzubillahimindzalik, hadir majelis sambil tolah toleh ada perempuan cantik kemudian dipacari naudzubillahimindzalik sambil berboncengan bersama-sama. Saya mewanti-wanti kalau seandainya ada jamaah Majelis Rasulullah yang berboncengan dengan wanita yang bukan muhrimnya bahkan belum menikah tolong jangan dilakukan itu lagi. Saya mengancam jangan. Jangan amalkan kemaksiatan, anda yang hadir dalam majelis anda harus utamakan daripada akhlaknya Rasulullah saw. Jikalau kekasih anda mengajak berboncengan, “nggak boleh ini bukan ajaranya Rasulullah saw”
Itu yang harus kita tebarkan didalam majelis –majelis, jangan anda hadir majelis berboncengan berdua dengan kekasih anda, “nggak apa-apa yang penting nggak gini (melakukan kemaksiatan)”, apakah nggak ada setan yang membujuk anda, didalam ibadah itu juga ada hawa nafsu yang mana merusak daripada ibadah manusia tersebut Waliyadzu billahi min dzalik.
Maka perbaikilah niat kita, apa niat kita hadir di majelis ini sehingga anda keluar majelis betul-betul membawa rasa cinta kepada Rasulullah saw. Sehingga bangun malam jangan ditinggalkan, shalat 2 rakaat sebelum subuh jangan ditinggalkan, shalat duha jangan ditinggalkan, shalat witir jangan ditinggalkan, memakai siwak jangan ditinggalkan, memakai adab ketika anda memasuki kamar mandi jangan ditinggalkan, pakai adabnya Rasulullah saw jangan bicara di kamar mandi, jangan bersiulan di kamar mandi kemudian jangan telanjang bulat di kamar mandi. Itu akhlaknya nabi Muhammad saw, itu manfaatnya kita hadir majelis dimana-mana sehingga membawa didalam diri kita rasa cinta yang membuahkan ittiba (mengikuti) daripada nabi kita Muhammad saw.
Mudah-mudahan dikesempatan yang sangat mulia ini kita diberkahi oleh Allah swt, marilah kita berdzikir dikesempatan yang mulia ini kita panjatkan semua hajat kita kehadirat Allah swt, tundukkan jiwamu dan mintalah kepada sang Maha memuliakan manusia, sang Maha mengistimewakan hambaNya yang mana mengampuni hambaNya dialah Allah swt. Jangan ragu-ragu untuk meminta kepada Allah swt, jikalau anda saja meminta kepada manusia sampai anda rendahkan hati anda, minta ini minta itu. Kepada Allah swt lebih lagi tundukkan hatimu memintalah dengan sungguh-sungguh kepada Allah swt bahkan keluarkan air matamu demi Allah dan RasulNya, mari kita sama-sama berdzikir.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar