Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Sebelum kita mulai daripada pembahasan, kita bacakan surat Al fatihah kepada ada satu nenek daripada jamaah
Majelis Rasulullah yang meninggal sekitar 2 hari yang lalu kita bacakan Al
Fatihah mudah-mudahan segala amal beliau diterima oleh Allah swt. Dijadikan
kuburanya menjadi Raudhah dan ditempatkan yang begitu istimewa bersama Nabi
Muhammad saw yang bernama Mbh Welas. Alhadiniyah wakunsolehan jami’an syahidan
fiddini waddunya wal akhirah Al Fatihah…
Yang sama sama kita muliakan para Habaib, para
‘Alim ulama, tokoh masyarakat, ketua ta’mir masjid Muttaqin para orang-rang tua
disini sebelumnya saya pribadi dan jamaah Majelis Rasulullah mengucapkan ribuan
terimakasih kami atas penyediaan tempat dan masjid ini, mudah-mudahan segala
amal kita diterima oleh Allah swt dan kita semuanya menjadi manusia-manusia yang
dimuliakan oleh Allah swt...Amiin3x ya rabbal’alamiin.
Sedikit saya akan menceritakan daripada sedikit
biografi tentang Majelis Rasulullah saw bahwasanya Majelis Rasulullah saw ini
tidak ada bedanya dengan NU, mazhabnya sama, yang diajarkan sama, mengambil
daripada ajaran-ajaranya orang soleh sampai sambung sanad kepada para wali 9
sampai sambung sanad lagi kepada Nabi kita Muhammad saw.
Dan semua yang hadir disini tidak ada yang
menyimpang daripada ajaranya NU tapi namanya Majelis Rasulullah, yang pertama
yang merintis daripada Majelis Rasulullah ini yang berada di Jakarta saudara
saya, kakak saya bahkan guru saya Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa yang
mungkin meninggal sekitar setahun yang lalu yang mungkin kalau tidak salah
beliau meninggal kemudian membuka cabang ada wilayah Jawa Barat, ada wilayah
Jawa Tengah dan ini wilayah Jawa Timur yang isinya untuk mengajak pemuda-pemuda
khususnya, untuk senantiasa cinta dengan Nabi kita Muhammad saw sehingga dengan
cinta kita kepada Rasulullah saw kita semakin dicintai oleh Allah swt…Aamiin3x
ya rabbal’alamiin.
Jadi itu kurang lebih sedikit daripada ringkasan
daripada riwayat Majelis Rasulullah saw yang mana merangkul daripada semua
majelis-majelis. Dan kita tidak ada persaingan, yang mengatakan ada persaingan majelis
itu lebih hebat, majelis ini lebih banyak itu hatinya beribu-ribu kali saya
katakan hatinya sakit.
Sesungguhnya kemuliaan dan keberhasilan majelis
bukan dengan jumlah yang banyak. Justru keberhasilanya majelis adalah
keistiqomahanya yang kita hadir dalam majelis tersebut sehingga apa yang kita
dapat pelajaran, sunnah, ajaran Nabi kita Muhammad saw bisa kita terapkan untuk
diri kita pribadi, untuk keluarga kita sehingga kita senantiasa mencintai Nabi
kita Muhammad saw.
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin 2x…Alladzi
anqodznaa wa iyyakum min dzulmatiljahli waddayaajiri,
Alhamdulillah…Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa
ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa
hadaanaa…Shollalla’alaikallohu baariukalladzi bikaya musyafa’u khoshonna
wahabanaa ma’a aalikalathhari ma’dinisirrikalasma fahum sufununnajati
himanaa,,Allohumma sholliwasallim’ala Sayyidina Muhammadin ‘abdika wa Rosulika
Nabiyyil ummiyy waalaalihi waazwajihi wadurriyatihi…kamaasholaita’ala Sayyidina
Ibrohima wa’ala alihi Sayyidina Ibrohim… fil’alamina innaka hamidummajid.
Alhamdulillah saya disini akan membacakan salah
satu hadist Rasulullah saw yang mungkin ini berkenaan dengan kehidupan kita
sehari-hari. Yang insyaallah jikalau kita melaksanakan daripada pesan-pesan
Nabi Muhammad saw atau ilmu-ilmunya Rasulullah saw niscaya hidup kita semakin
damai, hidup kita makin beruntung, hidup kita makin dekat dengan Allah swt,
khususnya ini kita di bulan Ramadhan tidak terasa seperti yang dikatakan ketua
ta’mir masjid Muttaqin kita sudah dimalam ke 25 bulan Ramadhan. Apa yang sudah
kita ambil didalam bulan Ramadhan malam ke 25 bulan ini.. Salafuna soleh kalau
sudah dimalam 10 terakhir ini meneteskan air mata. Sambil mengatakan didalam
sanubari mereka, mereka berbicara dalam diri mereka : “Dimana diantara kita
termasuk apakah kita termasuk hamba-hamba yang terburuk atau hamba-hamba yang
beruntung”.
Kita tanya diri kita, besok malam 26, malam 27, 28,
malam 29 hilang bulan Ramadhan. Bagaimana nasib kita berpisah dengan bulan
Ramadhan..?
Makanya orang-orang soleh jikalau sudah 10 terakhir
daripada bulan Ramadhan meneteskan air mata, bersedih berpisah dengan bulan
Ramadhan. Enam bulan bersedih berpisah dengan bulan Ramadhan, enam bulan
setelahnya persiapan untuk menyambut daripada bulan Ramadhan sehingga 12 bulan
mereka selalu dalam waktunya di dalam bulan Ramadhan.
Maka dari itu bagaimana nasib kita ketika kita akan
berpisah dengan bulan Ramadhan, Al Qur’an kita, shalat tarawih kita, kemudian
sunnah-sunnah yang lain, shalat witir, shalat dhuha, shalat tasbih kita
bagimana menyambut malam Lailatul Qodar.
Mungkin orang sekarang lagi sibuk, kapan malam
Lailatul Qodar ya..? apakah malam mini..apakah malam besok..apakah malam
besoknya lagi..? malam Lailatul Qodar ialah malam yang ditunggu-tunggu oleh
orang-orang yang kenal dengan malam Lailatul Qodar.
Pingin tahu kapan malam Lailatul Qodar datang ..?
bahwasanya Sayyidatina Aisyah mengatakan dalam riwayat hadist Rasulullah saw :
“Persiapkan dirimu untuk 10 terakhir khususnya di
malam-malam ganjil di bulan Ramadhan”.
Persiapan dengan apa..? dengan ibadah. Perbanyak
dengan sujud, instropeksi diri, perbanyak shalat, jaga hubungan dengan Allah
swt.
Tapi kalau seandainya dia menghidupkan malam dengan
bermain-main, membicarakan kejelekan orang dengan alasan dia menghidupkan malam
untuk mendapatkan malam Lailatul Qodar, malam Lailatul Qodar tidak akan
bersambung hubunganya dengan sesuatu yang diharamkan oleh Allah swt. Tidak
bersambung dengan membicarakan kejelekan orang lain, tidak bersambung daripada
malam Lailatul Qodar dengan membuka aib orang lain, aib keluarga, aib orang tua
diceritakan kepada temanya, itu tidak akan mendapat bagian daripada malam
Lailatul Qodar.
Orang yang mendapat bagian malam Lailatul Qodar
adalah mereka ahlu sujud. Mereka yang senang sujud bermunajat dengan Allah swt,
menginstropeksi dirinya bagaimana menjaga hubunganya dengan Allah swt. Itu
adalah ciri-ciri mereka yang mendapatkan malam Lailatul Qodar.
Mungkin ada yang mengatakan malam 23, ada yang
mengatakan malam 25. Seperti halnya Paman Rasulullah saw mengatakan beliau
pernah mendapatkan malam 25 dalam bulan Ramadhan, Sayyidah Aisyah mengatakan
malam 21 bulan Ramadhan. Tetapi Rasulullah saw tidak pernah menyebutkan, tetapi
banyak riwayat hadist yang mengatakan didalam 10 hari terakhir daripada bulan
Ramadhan khususnya dimalam-malam ganjil atau malam-malam genap pun bisa
dimasukkan dengan dia menghidupkan daripada malam bulan Ramadhan, makanya
dikatakan “Lailatul Ramadhan” daripada malam bulan Ramadhan.
Didalam mandipun kita di sunnahkan mandi di malam
bulan Ramadhan, maksudnya mandinya setelah apa..? setelah maghrib. Persiapan
ketika akan menyambut shalat tarawih di sunnahkan melakukan hal itu. Maka
daripada itu hidupkan malam 10 malam terakhir bulan Ramadhan dengan kita
melakukan sujud, memperbanyak rukuk kita, perbanyak dzikir, Al Qur’an nya
ditambah, maka engkau akan mendapatkan bagian daripada malam Lailatul Qodar dan
mudah-mudahan kita semuanya mendapatkan bagian daripada Lailatul Qodar insyaallah.
Disini saya akan membacakan daripada hadist Nabi
Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Sayyidina Khalid bin Walid. Sahabat
Rasulullah yang senantiasa membela agama Islam dengan kemampuan dan strategi
perang daripada Sayyidina Khalid bin Walid.
Diriwayatkan didalam hadist tersebut diriwayatkan
oleh Sayyidina Khalid bin Walid bahwasanya beliau mengatakan pernah ada salah
satu orang arab dulu yang tinggal di pelosok-pelosok Makkah dan Madinah itu
pernah datang kepada Nabi Muhammad saw disini tidak disebutkan siapa namanya
tidak disebutkan kemudian orang arab itu mengatakan kepada Nabi kita Muhammad
saw, jadi sahabat-sahabat itu amalanya selalu lurus, sahabat-sahabat Rasulullah
saw itu amalanya tidak ada yang menyimpang. Karena kenapa..? karena setiap amalan-amalan
yang meragukan dalam dirinya ditanyakan langsung kepada Nabi Muhammad saw,
tidak dicerna dengan otak dan pikiran karena didalam otak dan pikiran itu
timbul hawa nafsu.
Makanya diperlukan didalam diri manusia itu harus
ada mempunyai guru, yang mana meluruskan dan menyampaikan dirinya kehadirat
Allah swt. Syukur–syukur jikalau mempunyai guru Syaikh Murabbi yang mana
mendidik dari awal, “ente jangan gini, lakukan ini, jangan engkau lakukan hal
itu” niscaya engkau akan sampai kehadirat Allah. Tapi kalau dalam guru keilmuan
silahkan anda mau mencari ilmu daripada guru-guru perbanyak nggak apa-apa, tapi
kalau Syaikh Murabbi harus 1 karena akan mendidik diri kita sehingga kita akan
sampai kehadirat Allah swt.
Ini orang Arab datang kepada Rasulullah saw :
“Wahai Rasul saya ini datang kehadiratmu untuk
mendapatkan bagian suatu kebahagiaan di dunia wal akhirah”. Tersenyum Baginda
Nabi kita Muhammad saw, makanya Sahabat-Sahabat itu amalanya lurus.
Mungkin ada kita kadang-kadang ketidaktahuanya kita
dengan ilmu, tidak belajar pingin cepet, pingin instan sehingga apa..?
mengetahui agama Islam dengan akal pikiranya. Sehingga timbul hawa nafsu ini
nggak boleh, itu salah. Itu menurut anda tapi menurut syriat bukan seperti itu,
maka tanyakan dengan orang yang mengetahui ilmu sehingga ilmu anda bisa betul
dan sempurna apa yang anda lakukan.
Contoh halnya shalat, contoh halnya puasa apa yang
meragukan tanya, apa hukumnya seperti ini, bagaimana kalau puasanya seperti
ini, bagaimana hukumnya memakai siwak, gimana kalau berkumur..? harus ada
gurunya. Maka dikatakan orang yang tidak mempunyai guru yang bisa mendidiknya
maka gurunya siapa..? gurunya adalah setan, naudzubillahimindzalik.
“Wahai Rasul saya datang kehadiratmu untuk
menanyakan bagaimana nasib bagian saya untuk supaya saya bisa bahagia di dunia
wal akhirah”. Nah ini resepnya, jikalau kita ingin bahagia dunia dan akherat
ini resepnya dari siapa..? dari Nabi Muammad saw. Kalau sudah datangnya dari
Rasulullah saw pasti akan apa..? pasti akan mudah, tidak ada yang namanya
penghalang, karena siapa yang mengajarkan..? Rasulullah.
Dan Rasulullah siapa yang mengajarkan..? Allah swt.
Kemudian Nabi kita Muhammad saw mengatakan kepada
orang arab ini :
“Wahai araby tanya apa yang engkau sukai, apapun
yang engkau tanyakan tanyakan”.
Kemudian orang arab ini mengatakan :
“Wahai Rasul saya pingin menjadi orang yang paling
tinggi derajat saya dikalangan manusia”.
Kata Nabi kita Muhammad saw :
“Jikalau engkau pingin mulia derajatmu paling
tinggi dikalangan manusia bertaqwalah engkau kehadirat Allah swt”.
Definisi daripada taqwa itu luas, dikatakan oleh Al
Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad pengarang daripada kitab Ratib Al Haddad
definisi daripada taqwa itu ialah suatu ibarat yang mana manusia itu mengakui
segala peraturan dan ketaatan kepada Allah dan menjauhi daripada segala
larangaNya yang juga dilarang oleh Allah swt. Melalui daripada shalat, melalui
daripada puasa, melalui daripada zakat dll.
Dan bertaqwalah kita disegala tempat, didalam
masjid bertaqwa, dikamar mandi bertaqwa jangan aneh-aneh dan berpikir
aneh-aneh, jangan nyanyi-nyanyi di kamar mandi, jadi itu definisi daripada
taqwa.
Kata Rasulullah saw :
“Jikalau engkau sudah bertaqwa engkau akan menjadi
orang yang paling tinggi derajatnya dihadapan Allah swt”.
Kemudian orang arab ini bertanya lagi kepada
Rasulullah saw :
“Wahai Rasul saya pingin menjadi orang yang paling
kaya dikalangan teman-teman saya”.
Apa kata Rasulullah saw :
“Jadilah engkau menjadi orang yang qonaah, niscaya
engkau akan menjadi orang yang paling kaya”.
Menjadi orang yang neriman kata orang Surabaya,
“nerimo opo onoke”(nerima apa adanya) yang sudah diberikan oleh Allah swt,
jangan banyak mengeluh, jangan menyanggah jangan juga banyak menuntut dengan
apa yang diluar kemampuan kita.
Kemudian tanya lagi ini orang arab kepada
Rasulullah saw :
“Wahai Rasul aku pingin menjadi orang yang
dikhususkan oleh Allah swt”.
Apa kata Rasulullah saw :
“Perbanyak dengan menyebut nama Allah swt maka
engkau akan menjadi orang yang dikhususkan oleh Allah swt”.
Orang yang senantiasa berdzikir kehadirat Allah swt
adalah manusi-manusia yang disebut oleh Allah swt.
Maka untuk kita mau mendapat kekhususan yang
diberikan oleh Allah perbanyak daripada menyebut nama Allah, apapun. Asmaul
husna sebut, kaliamat ya Allah..ya Allah, kalimat Laailahailallaah, apapun yang
berupa dzikir perbanyak.
Kemudian tanya lagi orang arab ini kepada
Rasulullah saw :
“Wahai Rasul saya pingin sempurna imanku”.
Apa jawab Rasulullah saw :
“Jikalau engkau mau sempurna imanmu perbaiki
akhlaqmu”.
Akhlaq ketika berbicara, akhlaq ketika duduk
didalam majelis, ada akhlaq ketika berkomunikasi, memulai dengan apa..? dengan
salam.
Begitu indahnya akhlaq Rasulullah saw sampai dengan
anak kecil Rasulullah saw mengucapkan salam bahkan menyalami. Lain halnya dengan
orang-orang zaman sekarang diberi salam tatapi malah cemberut.
Makanya Islam bisa jaya karena dengan akhlaq yang
dimiliki Rasulullah saw.
Mari dikesempatan yang sangat mulia ini dengan kita
meresapi sudah malam 25 bulan Ramadhan kita lewati, mari kita merenungi
daripada dosa-dosa dikesempatan yang mulia ini dengan kita mengeraskan suara
kita dengan kita melantunkan kalimat ya Allah..ya Allah.. sesali daripada
segala apa yang kita lakukan dosa-dosa kita.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar